SOLOPOS.COM - Sejumlah pejabat Pemkab Wonogiri, Museum Geologi, dan Pemerintah Pusat, melihat-lihat koleksi di Museum Karst Indonesia (MKI) di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (19/11/2022). (Solopos.com/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI Museum Karst Indonesia (MKI) di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, secara resmi dihibahkan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri pada Sabtu (19/11/2022). Seluruh hak pemanfaatan museum karst terbesar di Asia Tenggara tersebut kini dimiliki Pemkab Wonogiri.

Sebelumnya, MKI merupakan aset milik negara. Pengelolaan dan pemanfaatannya dilakukan Museum Geologi yang berada di bawah naungan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sejak 2009. Selang delapan tahun beroperasi, pada akhir 2017, bencana banjir terjadi di MKI hingga hampir menenggelamkan seluruh gedung.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sejumlah aset dan koleksi rusak. MKI pun terpaksa ditutup. Sejak itu, wacana hibah pengelolaan MKI mencuat. Kepala Museum Geologi, Isnu Hajar Sulistyawan, mengatakan wacana hibah berlangsung sejak MKI ditutup.

Pemkab Wonogiri, menurutnya, telah menerima hibah MKI dari Badan Geologi Kementerian ESDM. Namun karena sejumlah aset di dalam gedung rusak, proses serah-terima itu terhambat.

“Setelah kami perbaiki, kemudian pandemi Covid-19. Mulai tahun ini [2022] kondisi sudah membaik, kami mulai memperbaiki lagi. Berhubung sudah bagus kondisinya, Pemkab bisa menerima,” kata Isnu kepada Solopos.com, Sabtu.

Baca juga: Penyerahan Aset Museum Karst ke Pemkab Wonogiri Paling Lambat Awal Januari 2023

Namun proses serah terima itu tak dapat dilakukan secara langsung. Menurutnya, proses hibah MKI terdiri atas tiga tahap.

Pertama, Badan Geologi Kementerian ESDM mesti menyerahkan aset-aset yang bernilai kurang dari Rp100 juta. Kedua, menyerahkan aset di atas Rp100 juta. Masing-masing tahap nilainya Rp4 miliar.

“Sekarang yang diserahkan bangunan dan gedung, tahap ketiga. Nilainya sekitar Rp20 miliar. Kondisinya sudah dicek semua. Kemensetneg dan Kemenkeu sudah menyetujui, Presiden juga sudah menandatangani,” terangnya.

Proses hibah MKI secara resmi dilakukan pada 19 November 2022, dibarengkan dengan pembukaan event “Day at The Museum” di halaman gedung MKI. Selain sebagai tanda penyerahan MKI, event tersebut juga sekaligus untuk mempromosikan MKI ke masyarakat.

Adapun naskah hibah dan penandatanganan berita acara serah terima aset MKI dilakukan langsung oleh Badan Geologi Kementerian ESDM kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Wonogiri, Haryono.

Baca juga: Hibah Aset Belum Terealisasi, 17 Karyawan MKI Wonogiri Masih Terkatung-Katung

Dengan beralihnya pengelolaan MKI ke Pemkab Wonogiri, Isnu menilai pemanfaatannya justru lebih efektif dan efisien. Pasalnya, tanah tempat dibangunnya gedung MKI adalah milik Pemkab Wonogiri. “Akan lebih optimal kalau dikelola Pemkab.

Karena koordinasinya dengan masyarakat bisa lebih mudah. Kami lebih mempertimbangkan sisi efektivitas dan efisiensi,” ujarnya.

Kendati demikian, peralihan itu tak berarti langsung melepas pengelolaan museum kepada Pemkab Wonogiri sepenuhnya. Isnu mengaku bakal membina dan mendampingi Pemkab untuk mengelola MKI.

Sekda Wonogiri, Haryono, mengucap terima kasih kepada Badan Geologi Kementerian ESDM yang menghibahkan MKI kepada Pemkab Wonogiri. Namun ia berharap, Badan Geologi Kementerian ESDM tak serta merta menyerahkan pengelolaan MKI kepada Pemkab sepenuhnya.

Baca juga: Tagihan Listrik MKI Wonogiri Rp20 Juta/Bulan, Tingkat Kunjungannya?

“Karena terus terang saja kami punya problem. Pertama kompetensi kami [Pemkab Wonogiri] untuk menangani museum masih sangat terbatas,” kata Haryono dalam sambutannya di acara pembukaan Day at The Museum sekaligus penyerahan hibah MKI, Sabtu pagi.

“Kedua, yang klasik, kami bicara anggaran. Kalau berbicara kemampuan APBD [Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah] Kabupaten untuk ngurus A-Z, museum karst ini bagian dari A-Z itu. Sehingga penanganan kawasan karst ini dapat betul-betul dilakukan,” tambah Haryono.

Meski dengan dihibahkannya aset MKI menjadi kebanggaan tersendiri bagi Pemkab, menurut Haryono, hal itu sekaligus menjadi tantangan bagi Pemkab agar penanganan MKI dapat dilakukan lebih baik. Sebab selain mengelola, Pemkab Wonogiri juga harus memelihara agar aset karst tetap terjaga.

“Bahasanya, kami seperti diserahi barang antik. Tapi barang antik itu tidak boleh dijual. Kalau diubah-ubah takutnya terjadi sesuatu. Sedangkan memelihara barang antik memerlukan biaya. Itu yang sangat kami inginkan untuk didampingi,” tuturnya.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Pemkab Wonogiri telah menganggarkan dana pemeliharaan MKI senilai Rp1,6 miliar. Selain memelihara aset gedung, biaya tersebut juga digunakan untuk menggaji karyawan kontrak MKI berjumlah 17 orang.

Baca juga: Sebelum Dibuka, Museum Karst Indonesia Wonogiri Pernah Kebanjiran

Mereka meliputi pemandu museum, petugas keamanan, dan pramubakti.



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya