SOLOPOS.COM - Seorang pengendara sepeda motor melintas di depan SMK Muhammadiyah 1 Solo, lokasi ini menjadi lokasi siswa menyilet gurunya, Kamis (4/12/2013). (Himawan A/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLOKasus murid silet guru di SMK Muhammadiyah 1 Solo, Kamis (5/12/2013) menjadi keprihatinan banyak pihak. Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Moordiningsih, mengungkapkan jangan langsung menyalahkan pada siswanya, tetapi harus dilihat kasusnya.

Sekolah, lanjutnya, harus memiliki pola interaksi yang sama seperti halnya rumah. Jangan berbeda sehingga sekolah tak hanya melakukan transfer ilmu saja tetapi karakter.” Ada peran guru untuk jadi model,” ujarnya ketika dihubungi Solopos.com, Kamis.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Perihal adanya rencana beberapa guru mogok mengajar bila anak tak dikeluarkan, lanjutnya, hal ini butuh penyikapan dari pihak yang mampu memediatori semisal Dewan Pendidikan Kota Solo (DPKS). Anak juga membutuhkan pendampingan psikolog.

“Bagaimanapun yang sudah diperbuat, bila anak mendapatkan perlakuan, kebaikan, tekanan dibersihkan, dan muncul kesadaran dari personal maka dia dapat diperbaiki dan berubah. Saya kira bila diperlukan DPKS dapat dilibatkan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya