SOLOPOS.COM - Pemandangan Kota Solo dari ketinggian. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO — Ungkapan biaya hidup di Solo itu murah ternyata memang bukan isapan jempol belaka. Hingga menjelang akhir 2021 ini, masih ada orang hidup di Solo bisa makan kenyang hanya dengan Rp10.000.

Biaya hidup yang rendah atau lebih terjangkau dibanding kota-kota lain di Indonesia itu menjadi salah salah satu daya tarik kota yang kini dipimpin Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. Tak bagi mahasiswa yang hendak menempuh pendidikan tinggi di Solo, tapi juga para pekerja.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Rendahnya biaya hidup di Solo dirasakan kalangan pekerja pendatang dari luar Solo. Mereka merasa sangat terbantu dengan kondisi itu. Seperti diungkapkan Muhammad S, seorang pekerja swasta asal Purwodadi, Grobogan.

Lajang yang pernah merantau di Jakarta dan Kota Semarang itu mengakui biaya hidup di Solo lebih terjangkau, terutama terkait biaya makan sehari-hari. Dengan uang Rp10.000 ia mengaku sudah bisa makan kenyang di Solo.

Baca Juga: Wow! Rel Layang Joglo Solo bakal Jadi yang Terpanjang di Indonesia

“Saya punya satu tempat favorit makan saat tanggal tua di Nusukan [Banjarsari] yang dengan uang Rp10.000 sudah bisa makan dengan nasi, sayur, sambal, lauk tempe, dan minuman teh hangat,” katanya saat diwawancarai Solopos.com, pekan lalu.

Tempat favorit Muhammad berupa warung wedangan yang menyediakan aneka sayur, gorengan, serta aneka lauk lain. Keberadaan warung tersebut ia akui sangat membantunya pada saat menjelang terima gaji.

Penyelamat saat Tanggal Tua

“Kalau masih tanggal muda makannya bebas, uangnya masih ada. Hla kalau sudah tanggal tua saya sering-seringnya ke warung langganan saya itu. Dengan uang Rp10.000 sudah bisa makan pakai sayur dan lauk,” urainya.

Jarak warung wedangan langganan Muhammad dengan tempat indekosnya terbilang tak jauh. Ia tinggal di tempat indekos belakang kampus Unisri Solo. Ia menuturkan sebenarnya cukup banyak warung murah di Solo.

Baca Juga: Kesaksian Warga Sekitar Gudang Rokok Target Perampokan di Serengan Solo

Tidak hanya di warung wedangan favoritnya. Berdasarkan pengalaman setahun lebih tinggal di Solo, biaya sekali makan yang harus dikeluarkan Muhammad di kisaran Rp10.000 hingga Rp15.000. “Masih murah,” katanya.

Muhammad lantas membandingkan biaya makan selama delapan tahun merantau di Semarang. Saat itu menurutnya biaya sekali makan di Semarang di kisaran Rp15.000 hingga Rp20.000. Nilai sebesar itu adalah harga standar.

“Harga paling standar di Semarang Rp15.000-Rp20.000 dapat nasi, sayur, lauk telur, dan minum teh hangat. Jakarta lebih mahal lagi. Sehari makan dua kali plus nongkrong di kafe pesan satu minuman habis Rp70.000,” tuturnya.

Bikin Dandim Terkesan

Penuturan senada disampaikan seorang pendatang lainnya yang bekerja di Solo, Intan. Ia mengatakan biaya makan di Solo sangat terjangkau. Hanya dengan uang Rp10.000 hingga Rp12.000 ia sudah bisa makan dengan sayur dan lauk.

Baca Juga: Adik Jan Ethes Ultah, Dapat Hadiah Apa dari Presiden Jokowi?

Kepada Solopos.com, Selasa (16/11/2021), lajang asal Sragen yang pernah merantau di Jakarta itu merasa sangat terbantu dengan murahnya biaya makan di Kota Bengawan. Dengan begitu dia bisa menyisihkan sebagian pendapatan bulanan untuk masa depannya.

Komandan Kodim 0735/Solo, Letkol (Inf) Devy Kristiono, saat berbincang dengan wartawan, pekan lalu, juga mengakui biaya hidup, utamanya makan di Solo masih sangat murah. Fenomena itu menurutnya jadi daya tarik kota ini.

Banyaknya warung wedangan dan warung rumahan yang banyak tersebar di kawasan rumah indekos semakin memudahkan para pendatang untuk memenuhi kebutuhan makan dengan biaya yang sangat terjangkau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya