SOLOPOS.COM - Warung Soto Budhe Djiman di pinggir jalan Dusun Nogosari Baru, Desa Glonggong, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Rabu (17/8/2022). Pemilik warung soto, Jiman, 63, telah berjualan soto sejak 1991. (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Dusun Nogosari Baru, Desa Glonggong, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali menyimpan kuliner legendaris yakni Warung Soto Budhe Djiman yang berdiri sejak 1991. Pemilik warung soto ini bernama Jiman.

Saat disambangi Solopos.com pada Rabu (17/8/2022). Beberapa pengunjung sedang makan siang, salah satunya adalah Hari, 32, asal Desa Keyongan, Nogosari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya sudah langganan di sini sejak lama, warung soto ini bisa dibilang legend kalau di daerah Nogosari,” kata Hari di sela-sela makan siangnya. Hari mengungkapkan keistimewaan Soto Budhe Djiman Nogosari yakni kuahnya yang nikmat dengan paduan rempah.

Selain itu, Hari mengatakan keunikan lain Warung Soto Budhe Djiman terletak dari bangunannya. Ia menilai, bangunan Warung Soto Budhe Djiman cukup unik dibanding warung soto pada umumnya.

“Warungnya itu estetik, jadi sepertinya memang diatur sedemikian rupa jadi tiangnya dari batang pohon,” kata dia.

Baca juga: Owah Gerr Band Solo Meriahkan Pasar Kaget Putat Boyolali, Ini Jadwalnya

Sementara itu, pemilik Warung Soto Budhe Djiman, Jiman, 63, mengungkapkan ia sengaja membuat warung sotonya berbeda dengan warung soto lain.

Pada 2012, Jiman mengubah tiang-tiang warungnya dari tiang besi yang dicor menjadi tiang dari batang kayu jambu biji, batang pohon asam, dan batang pohon kamboja.

“Tidak ada filosofinya, ini hanya agar dapat berbeda dengan warung soto lainnya dan menjadi ciri khas warung soto kami. Coba cari se Solo-Boyolali warung soto yang seperti kami,” kata Jiman.

Lebih lanjut, Jiman mengatakan pembeli di warung sotonya tak hanya orang lokal Boyolali, tetapi ada yang dari Kartasura, Pati, Medan, Palembang, dan daerah lain.

Kebanyakan, para pelanggannya yang dari luar kota adalah alumni dari lembaga pelatihan kerja (LPK) yang berada di dekat warungnya.

Baca juga: Soto Kwali Bu Sam Jatisrono Wonogiri, Rasanya Enak dan Segar

“Ada itu yang dari Pati, setiap lewat sini pasti mampir. Kemudian ada yang dari Kartasura juga, yang dari Juwangi juga ada biasanya kalau mau jemput anaknya di bandara pasti mampir sini. Katanya kuahnya beda dari daerah mereka,” kata dia.

Ia mengungkapkan tak mengerti apa perbedaannya, akan tetapi, Jiman mengungkapkan dirinya menggunakan kuah rempah.

Untuk dapat menikmati soto di warungnya, Jiman mengatakan semangkuk soto berharga Rp8.000. Warungnya juga buka setiap hari pukul 07.00 WIB hingga habis, tapi terkadang pukul 15.00 WIB sudah habis.

“Dalam sehari dulu sebelum pandemi bisa dua kilogram daging sapi, pas pandemi turun sekali. Kadang setengah kilogram daging sapi tidak habis sehari. Sekarang sudah merangkak naik pelan-pelan jadi satu kilogram per hari,” kata dia.

Baca juga: Unik! Lomba Masak di Sragen, Ada Soto Jotaren hingga Mbah Gajah Gondang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya