SOLOPOS.COM - Ketua DPR Puan Maharani (dok.detikcom)

Solopos.com, JAKARTA — Pemilihan umum serentak baru akan berlansung tiga tahun mendatang, namun sudah muncul usulan duet Puan Maharani dan Anies Baswedan untuk pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2024. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno juga menyebut usulan duet Puan-Anies di Pilpres 2024 itu masuk akal untuk rekonsiliasi.

Adi mengatakan Anies saat ini menjadi satu-satunya representasi kelompok Islam dan non-pemerintah, sedangkan Puan atau siapa pun calon dari PDI Perjuangan merupakan representasi kelompok nasionalis. “Kalau mau melihat ada rekonsiliasi di 2024 ya Puan Anies masuk akal,” kata Adi ketika dihubungi, Minggu (30/5/2021).

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Menurut Adi, rekonsiliasi pasca-Pilpres 2014 dan 2019 belum sepenuhnya selesai kendati Partai Gerindra dan Prabowo Subianto sudah bergabung ke pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Baca Juga: 4 Zodiak Ini Konon Pendengar Terbaik

Ekspedisi Mudik 2024

Dia menilai pasangan Puan-Anies bisa mengisi celah rekonsiliasi itu. “Ketika Gerindra masuk tidak menyelesaikan apa pun karena Prabowo tidak mewakili secara keseluruhan kelompok oposisi ini,” ujar Adi.

Usulan memasangkan Puan Maharani-Anies Baswedan di Pilpres 2024 sebelumnya dilontarkan oleh politikus PDI Perjuangan Effendi Simbolon. Dia juga mengusulkan agar Puan tak berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Capres atau Cawapres?

“Saya punya usul, saya bilang Mbak Puan itu dipasangkannya harus sama Anies. Jangan lagi Prabowo. Jadi Puan capres, Anies cawapres,” kata Effendi dalam diskusi virtual Crosscheck, Minggu (30/5/2021).

Menurut Adi Prayitno, Effendi serius menyampaikan usul ini. Dia mengatakan disebutnya nama Anies itu juga menandakan adanya kemajuan di partai banteng.

Baca Juga: Begini PAN Memandang Pilpres 2024…

“Dulu jangankan mengusulkan. Sekarang kalau ada elite PDIP yang berusaha menduetkan Puan dan Anies, itu ada kemajuan untuk membuka komunikasi dengan simbol konfrontasi pemerintah,” ujarnya.

Namun, Adi melanjutkan, usulan Puan-Anies dari Effendi Simbolon itu belum tentu menjadi gagasan bersama di internal PDIP. Dia mengingatkan beberapa hari lalu Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan PDIP dan Partai Keadilan Sejahtera sulit berkoalisi.

“Ada kendala psikologis dengan elite-elite lain terutama pemegang kunci keputusan politik yang sangat alergi dan anti-Anies,” kata Adi.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya