SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona atau covid-19 (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN -- Plh. Bupati Sragen, Tatag Prabawanto, mengimbau warga tidak meremehkan Covid-19. Hal ini menyusul munculnya klaster Salat Tarawih di Sambirejo, Sragen.

“Kami tidak pernah melarang warga beribadah. Silakan laksanakan Salat Tarawih. Namun, protokol kesehatan harus tetap dijaga. Jangan meremehkan Covid-19 karena itu benar-benar ada dan nyata. Kalau sampai bawa korban yang terdampak kan masyarakat di lingkungan sendiri,” terang Tatag Prabawanto saat ditemui Solopos.com di Sidoharjo, Sragen, Kamis (6/5/2021).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Baca Juga: 12 Kendaraan Pemudik Diputar Balik di Prambanan Klaten, Ada yang Bermotor

Ekspedisi Mudik 2024

Tatag mengimbau warga tetap menjaga protokol kesehatan bila bepergian ke masjid untuk melaksanakan Salat Tarawih. Dia menilai yang bisa menjaga kesehatan warga adalah diri mereka sendiri.

“Covid-19 sudah banyak memakan korban. Sampai saat ini, belum ada penanganan terbaik untuk menanggulangi Covid-19. Baik itu di Amerika, India dan China, begitu dihantam gelombang kedua, kocar-kacir juga,” jelasnya.

Pada prinsipnya, kata Tatag, Pemkab Sragen tidak melarang warga beribadah sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Ia menegaskan warga masih bisa melaksanakan Salad Id di masjid, musala maupun di lapangan desa setempat. Kendati begitu, dia mengingatkan semua warga bisa patuh pada protokol kesehatan.

“Dari kami [Pemkab Sragen] memang tidak menyelenggarakan Salat Id di jalan raya seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Termasuk kegiatan open house dan halalbihalal, ya sesuai instruksi Mendagri,” papar Tatag.

Baca Juga: Raup Uang Jutaan/Bulan Berkat Kerja dari Rumah, Pemuda Sragen Ini Ternyata Jualan Suara

Sebelumnya, klaster tarawih di Sambirejo, Sragen, Jawa Tengah muncul setelah seorang imam masjid beserta anak dan menantunya terkonfirmasi positif Covid-19. Berdasarkan hasil tracing, tercatat ada 32 warga yang berkontak erat dengan ketiga orang tersebut. Sebanyak 10 orang di antara mereka mengalami gejala seperti batuk-batuk, hilang indera penciuman, dan tidak enak badan, bahkan satu orang sampai dirawat di rumah sakit.

Dari penelusuran tracing pula diketahui salah satu anak dari imam masjid itu juga mengajar atau guru mengaji di taman pendidikan Alquran (TPA). Puskesmas Sambirejo merencanakan untuk pemeriksaan rapid test antigen terhadap 26 anak TPA di Puskesmas Sambirejo pada Kamis (6/5/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya