SOLOPOS.COM - Ilustrasi tes swab Covid-19. (Reuters/Lim Huey Teng)

Solopos.com, BANTUL -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, DIY, mencatat adanya klaster baru penyebaran Covid-dari salah satu pabrik di Sriharjo, Imogiri, Bantul. Hingga Jumat (12/3/2021), tercatat ada 15 karyawan pabrik dan satu tenaga kesehatan dari RS swasta yang awalnya melakukan pemeriksaan dinyatakan positif Covid-19.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santosa, mengungkapkan munculnya klaster pabrik di Sriharjo kali pertama diketahui dari adanya laporan RS swasta yang memeriksa salah satu karyawan pabrik tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Awalnya karyawan tersebut mengalami kehilangan indra perasa (anosmia), Selasa (2/3/2021) lalu. Setelah dites swab PCR oleh Puskesmas Imogiri 2, karyawan tersebut dinyatakan positif pada Kamis (4/3/2021) lalu.

Baca juga: Muncul Lagi, 34 Warga Ponpes di Bantul Positif Covid-19

"Setelah itu puskemas melakukan tracing ditemukan 35 orang karyawan lain yang kontak erat. Kemudian dilanjutkan testing ditemukan 14 orang positif dan ada tambahan 1 orang nakes yang memeriksa kasus pertama," kata Sri Wahyu.

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Oki itu menyatakan untuk memastikan terjadi penyebaran, 105 karyawan lainnya kemudian dilakukan tes swab PCR, Jumat ini.

"Dan hingga hari ini ada 15 orang dan 1 nakes dari RS swasta yang memeriksa kasus pertama. Sementara, pabrik dan satu RS swasta ditutup sementara," katanya.

Kalurahan Lalai

Terpisah Lurah Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Titik Istiwayatun Hasanah, mengakui ada kelalaian dari kalurahan sehingga muncul klaster pabrik. Terutama dalam hal edukasi terkait penanganan Covid-19.

Baca juga: Bupati Bantul Persilakan Rumah Dinasnya Jadi Tempat Ronda Warga

"Harus saya akui memang keberadaan pabrik itu kurang terpantau," kata Titik.

Meski diakui Titik, petugas dari satgas kalurahan telah melakukan desinfeksi dan menutup pabrik selama dua hari yakni Selasa hingga Rabu (7-8/3/2021).

"Tapi, dalam perkembangannya, Kamis [11/3/2021] pabrik kembali operasional. Yang belum di-swab tetap bekerja. Padahal, kami sudah minta kepada pemilik agar pabrik ditutup," kata Titik.

Alhasil, dirinya bersama satgas kalurahan meminta kepada pemilik pabrik untuk menutup pabrik. Sebab, muncul keresahan dari warga agar pabrik tersebut ditutup sementara.

"Hasilnya, Kamis hanya operasional setengah hari. Saat ini ada 100 orang karyawan di pabrik tersebut saat ini menjalani tes swab PCR di lokasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya