SOLOPOS.COM - Kendaraan pemudik melintasi jalan tol fungsional Brebes Timur-Gringsing, Batang, Selasa (20/6/2017). Tol fungsional tersebut gelap gulita pada malam hari. (JIBI/Solopos/Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Solopos.com, JOGJA – Musim kemarau di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terasa lebih dingin, terutama pada malam hari. Terkait hal ini, BMKG punya penjelasan ilmiah.

Ayah Tak Yakin Editor Metro TV Bunuh Diri: Ada Luka Tusukan Kok Bajunya Bersih?

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY Reni Kraningtyas pun mengungkapkan sebabnya. Menurutnya, memasuki musim kemarau, wajar jika suhu udara terasa dingin di malam hari dan terasa terik di siang hari.

Dinginnya suhu itu, kata Reni, disebabkan oleh angin timur yang sedang bertiup menuju wilayah DIY. Salah satu ciri dari angin yang dikenal dengan Monsul Australia ini bersifat kering.

Positif Covid-19, Aktivitas Wawali Solo Purnomo Selama Isolasi Mandiri di Paviliun: Baca Berita & Nonton Film

“[Suhu terasa dingin di malam hari dan panas di siang hari] Karena pada saat musim kemarau, angin timuran [Monsun Australia] sedang bertiup menuju wilayah Indonesia, tak terkecuali di wilayah DIY, angin timuran ini sifatnya kering dan tidak banyak membawa massa uap air,” katanya kepada Harianjogja.com, Minggu (26/7/2020).

Ia menambahkan, dengan sifat kering tersebut, maka tidak terbentuk awan-awan hujan di atmosfer sekitar wilayah DIY, sehingga berpengaruh terhadap suhu udara di bumi.

Kontak Erat Bakul Klambi Positif Covid-19, 10 Pedagang di Pasar Sumberlawang Segera Di-Swab

“Sehingga sulit untuk terbentuknya awan-awan hujan, dengan minimnya jumlah awan di atmosfer, maka akan mempengaruhi suhu udara di bumi, keberadaan awan-awan di atmosfer tersebut berfungsi menjaga kelembaban bumi dengan menghambat pelepasan panas ke atmosfer,” terang Reni.

Ia menjelaskan, terhambatnya pelepasan panas ke atmosfer bumi membuat suhu permukaan bumi menjadi lebih dingin daripada musim hujan. “Pelepasan energi panas ini yang membuat suhu permukaan bumi pada musim kemarau menjadi lebih dingin daripada musim penghujan,” imbuh dia.

Ini Alasan Muhammadiyah, NU, dan PGRI Mundur dari POP Nadiem Makarim

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya