SOLOPOS.COM - Pengrajin topeng ireng, Sukardi, 40, saat memeriksa topeng ireng buatannya, di rumahnya Desa Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Minggu (25/9/2022). (Solopos.com/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI–Produksi topeng ireng di Desa Tarubatang, Kecamatan Selo, Boyolali bisa tersenyum setelah mulai bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.

Pesanan topeng ireng mulai membanjiri dari dalam dan luar kota.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengrajin topeng ireng, Sukardi, 40, mengatakan kenaikan pesanan sangat drastis. Kenaikan pesanan, kata dia, terjadi mulai Januari 2022 dan pesanan tertinggi pada Mei di tahun yang sama.

Sukardi mengaku semasa efek pandemi Covid-19, dirinya hanya mendapatkan satu atau dua pesanan topeng ireng.

Ekspedisi Mudik 2024

“Dibandingkan waktu pandemi, ini sudah naik lagi. Sekarang per pesanan item gitu minimal ada 12, jadi kadang sebulan bisa 12 sampai 15 topeng,” jelasnya kepada Solopos.com, Minggu (25/9/2022).

Walaupun sudah ada perbaikan pesanan, Sukardi menceritakan hal tersebut belum seperti keadaan normal.

Ia mengatakan pada saat normal, pesanan topeng ireng dalam sebulan berkisar 22 hingga 30 topeng.

Lebih lanjut, ia menyebutkan harga satu topeng ireng dijual mulai Rp450.000 hingga Rp600.000 tergantung tingkat kesulitan pembuatan dan kerumitan model.

“Kesulitan yang dihadapi itu dalam pemesanan bulu karena itu harus booking dulu kepada pengrajin sulak [kemoceng] atau penyembelih ayam jantan,” papar dia.

Sukardi mengatakan bulu yang dipakai harus bulu ayam jantan. Ia merasa bulu ayam jantan lebih kuat dan tidak rusak ketika dibawa dalam perjalanan jauh.

Selain menggunakan bulu ayam jantan, Sukardi menjelaskan bahan yang digunakan untuk membuat topeng ireng seperti busa dan hiasan manik-manik.

Untuk pembuatan topeng ireng dalam jumlah banyak, Sukardi mengerahkan anak-anak di sanggarnya, Sanggar Kridho Mudo. Anggotanya berkisar 40 orang.

“Nanti hasil penjualan kami bagi untuk teman-teman sekaligus untuk merawat perlengkapan dan alat-alat kami jika ada kerusakan,” terangnya.

Ia mengatakan pemesan kerajinan topeng ireng dari Tarubatang tak hanya warga Boyolali. Produk topeng irengnya kini telah banyak dipesan sampai ke Timika, Aceh, Lampung, daerah Kalimantan, dan daerah-daerah lain.

Sukardi menjelaskan banjirnya pesanan dari luar kota karena dipasarkan lewat media sosial (medsos) dan market place.

“Bulan besok [Oktober], rencananya kami kirim ke Bengkulu,” terang dia.

Sementara itu, salah satu anak sanggar yang membantu pembuatan topeng ireng, Zainal Lukman, 20, menjelaskan dirinya juga membantu memasarkan topeng ireng lewat grup-grup Facebook, Instagram, dan grup WhatsApp.

Zainal mengaku telah membantu pembuatan topeng ireng sejak dia masih kecil.

Uang yang ia dapat dari membuat topeng ireng, ia gunakan untuk membeli aksesori di sanggarnya.

“Untuk cepat tidaknya proses pembuatan tergantung cuaca dan fokusnya. Kalau pas tidak sedang mengerjakan yang lainnya dan cuaca bagus bisa satu hari. Kalau cuaca panas gitu kan cepat kering lemnya, kalau pas banyak kegiatan dan cuaca buruk ya lebih dari sehari,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya