SOLOPOS.COM - Ilustrasi (id.wikipedia.org)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah kabarnya telah menetapkan tanggal Idul Adha.

Solopos.com, SURABAYA – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur menyatakan bahwa Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1437 Hijriah bertepatan dengan Senin (12/9/2016), Masehi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah mengeluarkan pengumumannya atau maklumat yang penetapannya sesuai hasil hisab Ramadan,” ujar Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Nadjib Hamid kepada wartawan di Surabaya, Kamis (1/9/2016).

Pengumuman tersebut sesuai Maklumat PP Muhammadiyah Nomor: 01/MLM/I.0/E/2016 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah 1437 Hijriah, yang ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, dan Sekretaris Umum Abdul Muti.

Pada penghitungan hisab yang dilakukan PP Muhammadiyah terkait awal bulan Dzulhijjah 1437 Hijriah adalah Ijtimak jelang Dzulhijjah 1437 H terjadi pada Kamis wage, 1 September 2016 M pukul 16.05.40 WIB.

Tinggi Bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta (f= -07 48 dan l= 110 21 BT ) = -0 29 17 (hilal belum wujud), dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam matahari itu bulan berada di bawah ufuk.

Selanjutnya, 1 Dzulhijjah 1437 H jatuh pada Sabtu legi, 3 September 2016 M, Hari Arafah (9 Dzulhijah 1437 H) bertepatan dengan Ahad wage, 11 September 2016 M, kemudian Idul Adha (10 Dzulhijjah 1437 H) bertepatan dengan Senin kliwon, 12 September 2016 M.

Menurut dia, di Indonesia kedatangan awal Dzulhijjah, puasa Arafah, maupun Idul Adha tidak ada perbedaan karena tidak ada satu referensi yang menyebutkan hilal di Indonesia pada hari ini berada di atas ufuk, apalagi bisa dilihat dengan rukyah.

“Ijtimak akhir Dzulqaidah jelang Dzulhijah 1437 H memang terjadi sebelum matahari terbenam, tepatnya Kamis wage, 1 September 2016 M pukul 16.04.34, untuk lokasi pengamatan Tanjung Kodok, Paciran Lamongan,” ucapnya.

Saat matahari terbenam pada pukul 17.30.17 WIB, lanjut dia, tinggi bulan hakiki adalah minus 0 derajat 18 menit 39 detik, sedangkan pada saat yang sama, di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam matahari itu bulan berada di bawah ufuk.

“Sebab posisi bulan yang bisa dirukyah itu rata-rata berada pada posisi 4 derajat, sementara Imkanur Rukyah mensyaratkan ketinggian bulan minimal sudah 2,5 derajat,” kata Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jatim tersebut tentang ketidakmungkinan hilal bisa dilihat dengan mata.

Sementara itu, selain menyampaikan kepastian kesamaan Idul Adha di Indonesia, ia juga menyatakan Idul Adha punya potensi berbeda dengan di Arab Saudi.

“Potensi beda itu muncul karena ada perbedaan tinggi bulan pada 1 September. Tinggi hilal di Indonesia masih negatif atau di bawah ufuk, sementara di Arab Saudi sudah positif atau di atas ufuk,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya