SOLOPOS.COM - Ilustrasi korban kecelakaan (JIBI/Solopos/Antara/Yudhi Mahatma)

Solopos.com, JAKARTA — Program pengalihan pemudik sepeda motor ke moda angkutan umum kereta api dan kapal laut dinilai jitu menekan jumlah korban tewas pada masa angkutan mudik Lebaran 2013. Akademisi mengapresiasi langkah pemerintah itu dan menyarankan upaya itu diperkuat pada musim mudik Lebaran tahun depan mengingat korban tewas pada masa angkutan mudik Lebaran tahun ini masih tinggi.

Demikian diungkapkan pengamat perkotaan Universitas Trisakti Jakarta Yayat Supriyatna sebagai evaluasi penanganan masa angkutan mudik Lebaran 2013. Yayat di Jakarta, Selasa (20/8/2013), mengakui penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun ini jauh lebih baik dari sebelumnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tetapi, imbuhnya, jumlah korban tewas yang masih tinggi patut menjadi perhatian meskipun dari sisi jumlah kecelakaan turun sekitar 20%. Berdasarkan pemantauan Operasi Ketupat Korlantas Polri, jumlah kecelakaan lalu lintas nontol yang terpantau pada H-7 sampai dengan H+7 terjadi 3.512 kasus dengan 760 korban meninggal dunia.

Jumlah kejadian turun 29,84% dari periode yang sama tahun lalu 5.006 kasus dengan 866 korban tewas, turun 12%. “Jumlah kecelakaan turun ya, tapi yang meninggal masih tinggi. Paling banyak pengguna sepeda motor, lalu bus. Yang paling tidak ada kecelakaan itu kereta api, bagaimana caranya agar tahun depan kebijakan pengalihan sepeda motor ke moda lain ditingkatkan,” paparnya.

Selain itu, imbuhnya, pemerintah juga perlu melanjutkan program mudik gratis, memperpanjang masa liburan sebelum Lebaran, dan mendorong pihak swasta meningkatkan program CSR dalam hal mudik gratis guna menekan tingginya jumlah kecelakaan. Yayat menegaskan para pemangku kepentingan juga perlu fokus pada titik kecelakaan tertinggi yakni di Jawa Tengah sehingga pada angkutan mudik tahun depan bisa diminimalisasi pada tingkat terendah.

“Jawa Tengah paling tinggi tingkat kecelakaanya karena saat di Jawa Barat macet, ketemu Jawa Tengah jalanan kosong, mengebut. Bisa juga faktor kecapaian dan kelelahan dalam berkendara,” kata Yayat.

Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menambahkan program mudik gratis yang digelar pada tahun ini belum efektif karena kapasitas belum mengimbangi volume sepeda motor yang makin banyak. “Jumlah pemudik bersepeda motor juga bisa ditekan jika pemerintah memperbaiki angkutan umum di daerah. Mereka terpaksa membawa motor untuk memudahkan mereka berkeliling di kampong karena kondisi angkutan di daerah rata-rata masih buruk,” katanya.

Menteri Perhubungan EE Mangindaan mengatakan mekanisme angkutan mudik pada tahun depan kemungkinan masih sama dengan peningkatan pada beberapa hal agar lebih baik. Program mudik gratis juga akan diperluas cakupan wilayah agar tidak hanya terbatas di Jawa Tengah dan fokus pada pengembangan mudik gratis angkutan laut yang dinilai belum maksimal.

“Metode mungkin sama, tinggal memperbaiki. Kami akan tingkatkan misalnya tidak hanya di Jateng tetapi Jatim, Lampung, karena mudik gratis lewat laut belum maksimal,” katanya usai menutup Posko Nasional Angkutan Lebaran Terpadu 2013.

Kabag Operasional Korlantas Polri Kombes Pol Istiono mengatakan pihaknya juga tetap akan menerapkan sejumlah langkah yang sudah ditempuh pada tahun ini salah satunya pagar betis di sepanjang jalur mudik khususnya wilayah tujuan Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Pagar betis yang dimaksud ialah penyiagaan personel di sepanjang jalur Pantura, setiap 200 meter-300 meter akan ditempatkan petugas. Pihaknya juga menyarankan pemerintah menepuh langkah yang cukup berhasil pada tahun ini yakni masa liburan panjang sebelum Lebaran dan pembagian THR lebih dini.

“Masa liburan panjang sebelum hari H itu menjadikan pilihan bagi pemudik untuk pulang, jadi banyak opsi ditambah lagi kami sarankan agar THR lebih dini dibayarkan,” kata Istiono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya