SOLOPOS.COM - Siswa SMK Negeri 5 Solo tengah merakit sepeda motor Kanzen di bengkel sekolah mereka. Sepeda motor rakitan siswa SMK ini pernah diwacanakan untuk menjadi kendaraan dinas para lurah di Kota Solo. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Siswa SMK Negeri 5 Solo tengah merakit sepeda motor Kanzen di bengkel sekolah mereka. Sepeda motor rakitan siswa SMK ini pernah diwacanakan untuk menjadi kendaraan dinas para lurah di Kota Solo. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

SOLO – Ketua DPRD Kota Solo, YF Sukasno, berharap Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) bisa mengakomodir usulan lurah tentang pengadaan motor dinas bagi mereka. Hal itu mempertimbangkan kondisi motor dinas beberapa lurah di Solo yang rata-rata dipakai sejak tahun 2002. Apalagi sekarang kondisi dan mobilitas para lurah yang bertambah karena dengan kewajiban menempati rumah dinas, menurut Sukasno, mereka harus aktif keluar-masuk kampung mengikuti kegiatan warganya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Beliau-beliau [lurah] itu sebagai ujung tombak Pemkot [Pemerintah Kota] dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka kami harap TAPD memikirkan dan memasukkan pengadaan motor dinas lurah untuk diusulkan dalam APBDP [APBD Perubahan] 2012 dan saya akan mengawal di pembahasan di komisi maupun di Badan Anggaran (Banggar),” paparnya.

Jika anggaran di APBDP dinilai memiliki potensi untuk pengadaan motor dinas lurah tersebut, Sukasno menyatakan pihaknya akan mengusulkan hal itu. Di sisi lain, untuk motor dinas lurah yang lama, akan diusulkan untuk menjadi inventarisasi kantor kelurahan masing-masing, untuk mendukung operasional di masing-masing kantor tersebut. “Sebab dari 51 lurah di Solo, sudah banyak yang komplain tentang motor dinasnya,” katanya.

Sukasno menambahkan untuk pengadaan motor dinas lurah bisa saja memakai sepeda motor rakitan anak-anak sekolah menengah kejuruan (SMK) di Solo. Menurut dia, hal itu sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi terhadap hasil karya anak negeri. “Jadi selain kita memberikan penghargaan kepada para lurah, sekaligus mengapresiasi hasil karya anak bangsa,” imbuh dia.

Disinggung tentang kualitas sepeda motor hasil rakitan anak-anak SMK tersebut, Sukasno menilai tentunya bisa bersaing. Asalkan Pemkot, DPRD dan berbagai pihak terkait komitmen untuk memberikan penghargaan terhadap hasil karya anak-anak SMK itu. “Lagipula untuk operasional lurah kan sebagian besar hanya di dalam kota, sehingga saya rasa tidak masalah kalau dengan menggunakan sepeda motor rakitan anak-anak SMK,” ungkapnya.

Ditemui sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Solo, Dedy Purnomo mengakui pihaknya sempat menerima keluhan dari beberapa lurah tentang pengadaan motor dinas tersebut. Saat rapat kerja (raker) dengan 51 lurah beberapa waktu lalu, terdapat keluhan mengenai motor dinas yang sudah tidak layak. Laporan yang masuk ke Komisi I menyebutkan jika kondisi motor-motor dinas tersebut sudah perlu diganti karena sebagian dari kendaraan dinas yang diperuntukkan lurah tersebut pengadaannya sejak 2003 lalu. Dari sisi biaya pemeliharaan, menurut para lurah itu juga sudah cukup tinggi.

”Kemungkinan TAPD memiliki pertimbangan sendiri sehingga dulu tidak memasukkan usulan itu di KUA-PPAS [kebijakan umum anggaran dan prioritas plafon anggaran sementara]. Apalagi ada pertimbangan dari sisi efisiensi anggaran, motor itu masih bisa dipakai dan ada skala prioritas untuk kebutuhan lain yang lebih penting,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya