SOLOPOS.COM - Monumen Rejodani (Instagram/@koin1903)

Solopos.com, SLEMAN — Monumen selalu dijadikan pengingat perjuangan para pahlawan dalam melawan penindasan. Di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY), terdapat sebuah monument bersejarah yang menjadi simbol penghormatan bagi para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan.

Mengutip dari laman Instagram @kabarsleman, Senin (2/8/2021), monumen yang disebut sebagai Monumen Rejodani merupakan bangunan bersejarah yang didirikan untuk mengenang perjuangan Tentara Pelajar. Monumen ini berbentuk tugu dengan simbol topi baja, bambu runcing sebagai simbol laskar yang telah gugur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di atas fondasi persegi empat tertulis Medan Laga Rejodani dan delapan nama Tentara Pelajar yang gugur dalam pertempuran melawan Belanda yang terjadi pada bulan Mei 1949. Monumen Rejodani sendiri berdiri Dusun Rejodani, Jalan Palangan Tentara Pelajar, Kelurahan Sariharjo Kapanewon Ngaglik.

Baca Juga : Horor! Tinggal di Kontrakan Berhantu, Kelompok Mahasiswa di Jogja Dijahili Jin

Monumen ini dibangun guna mengenang dan memberikan penghargaan terhadap perjuangan dan keberanian tentara pelajar dalam mempertahankan kemerdekaan RI yang sekaligus menjadi tonggak Kebangkitan Nasional Bangsa Indonesia.

Mengutip situs Slemankab.go.id, alasan didirikannya monumen perjuangan di Dusun Rejodani dikarenakan dusun tersebut dan daerah Ngalik secara umum terdapat banyak markas-markas Tentara Pelajar dibawah komando Kapten Martono yang merupakan mantan Menteri Transmigrasi.

Pada tanggal 29 Mei 1949, tentara Belanda juga menyerang daerah ini. Kabar rencana penyerangan tentara Belanda ini kemudian ditanggapi Sersan Suwarni dari Peleton III Batalyon 300 dan Kopral Harsono untuk melakukan penghadangan. Dalam pertempuran ini gugur 8 orang pejuang.

Baca Juga : PPKM Darurat, Izin Potong Hewan Kurban di Sleman Naik

Di monumen tersebut juga tertulis 8 pejuang yang gugur, di antaranya Kopral Harsono, Sersan Suwarno, FX. Sukapdi, Suroyo, Supranoto, Darjono, Sunarto, Alibajah. Sebelumnya, perang baku tembak terjadi saat pasukan Belanda melintas daerah tersebut hingga pertempuran tidak dapat dielakan.

Terjadilah baku tembak antara Tentara Pelajar dan Belanda namun karena persenjataan dan amunisi yang dimiliki kurang memadai dan sangat terbatas, para Tentara Pelajar pun terdesak. Dalam keadaan terdesak dan terkepung, delapan anggota tentara Pelajar gugur di tempat itu.

Karena perjuangan dan keberanian para Tentara Pelajar inilah tugu komemorasi dan penghargaan ini dibangun oleh Pemkab Sleman pada tahun 1968 silam. Perang baku tembak yang dikenal dengan Agresi Militer Belanda  II ini adalah stratrgi yang dilakukan Belnda untuk melemahkan posisi Indonesia di mata dunia.

Namun, rakyat Indonesia tidak tinggal diam dalam mempertahankan kemerdekaan tersebut. Bukan hanya tentara dan pejuang yang maju. Anak-anak muda juga tidak mau ketinggalan. Anak-anak muda inilah yang kemudian dilatih menjadi Tentara Pelajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya