SOLOPOS.COM - Pemudik dari Jabodetabek saat mengantre melakukan tes cepat antigen di Terminal Giri Adipura Wonogiri, Rabu (5/5/2021). (Solopos.com/Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — Arus mudik kaum boro Wonogiri pada momen Iduladha 1442 Hijiriah atau 2021 sulit diprediksi. Namun sejak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, mobilitas warga perantauan terpantau sepi.

Berdasarkan data produksi Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri, kaum boro yang datang di Wonogiri menggunakan bus terpantau menurun selama PPKM darurat. Terlebih penumpang yang berangkat ke kota-kota besar seperti wilayah Jabodetabek dan Bandung.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penumpang dinilai normal jika jumlah setiap harinya mencapai 1.200-1.500 orang. Pada Jumat (16/7/2021) dan Sabtu, (17/7/2021), jumlah penumpang kedatangan maupun keberangkatan tidak sampai 1.000 orang.

Baca Juga: GOR Gelarsena Klaten Siap Tampung OTG Covid-19 Mulai Pekan Ini

Pada Jumat, jumlah penumpang kedatangan hanya 576 orang. Sedangkan jumlah penumpang keberangkatan hanya 382 orang. Sementara itu, pada Sabtu, penumpang kedatangan mencapai 757 orang dan penumpang keberangkatan sebanyak 542 orang.

Koordinator Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri Agus Hasto Purwanto mengatakan arus mudik kaum boro yang akan pulang ke Wonogiri saat Iduladha di tengah pandemi Covid-19 sulit diprediksi. Terlebih saat ini ada penerapan PPKM darurat.

“Kalau saya sendiri tidak bisa memprediksinya. Benar-benar sulit kalau memprediksi arus mudik saat ini. Namun jika melihat data produksi terminal cukup sepi akhir-akhir ini. Lihat saja nanti seperti apa, ramai atau tidak,” kata dia saat dihubungi Minggu (18/7/2021).

Agus mengatakan, sejumlah penumpang telah memiliki dokumen yang mendukung perjalanan menggunakan bus. Tapi ada juga yang belum memiliki dokumen perjalanan diantarnya kaum boro yang usianya sudah termasuk tua.

Menurut Agus, pihak yang bisa menolak calon penumpang yang tidak bisa menunjukkan dokumen perjalanan adalah operator bus.

Selama PPKM darurat, lanjut dia, tidak ada langkah-langkah atau kebijakan khusus yang dilakukan oleh pengelola terminal. Namun, petugas terminal lebih menekankan agar para penumpang bisa menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

“Kami jadwalkan asa petugas masuk ke dalam bus yang mau berangkat. Kami meminta maskernya selalu digunakan selama perjalanan. Sedangkan selama perjalanan, yang memastikan penerapan protokol kesehatannya adalah operator bus” ujarnya.

Baca Juga: Cintai Produk Lokal! Inilah Spesifikasi Advan GX Dengan Gaya Kekinian

Agus menuturkan, selama PPKM darurat layanan tes Covid-19 melalui alat GeNose di terminal dinonaktifkan sementara. Hal itu sesuai dengan arahan dari pemerintah pusat.

“Dalam satu hari biasanya kami ambil sampel sepuluh orang penumpang untuk menjalani tes GeNose. Kalau ada yang positif kami koordinasikan dengan Dinas Kesehatan. Untuk saat ini off dulu,” kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya