SOLOPOS.COM - Mobil Esemka (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com, SOLO – Pengembangan mobil Esemka oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) akan difokuskan pada efisiensi dan diversifikasi bahan bakar.

Bahkan, UMS juga siap mengembangkan mobil dengan bahan bakar biogas.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UMS, Agus Ulinuha, mengatakan saat ini UMS sudah memiliki inovasi biogas yang siap digunakan menjadi bahan bakar mobil.

Kendati demikian, upaya penggunaan biogas menjadi bahan bakar utama penggerak mobil ini masih terkendala alat konversi.

Menurut dia, tim UMS saat ini sedang berusaha mengembangkan alat konversi BBM ke ke bahan bakar biogas.

“Konsepnya mengemas biogas ke tabung khusus supaya bisa menjadi bahan bakar mobil. Tetapi, riset ini masih dikembangkan,” paparnya kepada wartawan di sela-sela kegiatan The 1st International Conference on Engineering Technology Industrial Application (ICETIA) 2014 di Gedung Pascasarjana UMS, Kamis (4/12/2014).

Agus mengatakan pengembangan mobil Esemka juga diharapkan terus mengedepankan riset. Dengan demikian, pengembangan produksi mobil Esemka tidak menjadi sekadar produksi massal dengan menggandeng PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) dan Beijing Automobile Intern Corp.

“Fokus kami nantinya pada efisiensi dan diversifikasi bahan bakar,” pungkasnya. Selain mengembangkan biogas, UMS juga masih mempertimbangkan jenis mobil hybrid.

Hemat Listrik

Sebelumnya, lanjut Agus, UMS juga sudah melakukan inovasi pengembangan sensor kapasitif untuk menghemat pemakaian listrik.

Sensor yang dikembangkan oleh Prodi Teknik Elektro tersebut dipakai untuk mematikan lampu secara otomatis jika selama lima menit tidak mendeteksi gerakan di ruangan. Saat ini, penerapan alat tersebut sudah hampir 80% di gedung UMS.

Kendati demikian sebagai lembaga pendidikan pihaknya tidak ingin UMS terjebak pada mencari keuntungan materi. Dia ingin agar UMS tetap bisa berkontribusi mengembangkan konsep dan pemikiran pada dunia industri maupun masyarakat.

“Sebab, jika hanya fokus pada produksi massal, mobil Esemka akan kalah bersaing dengan produsen manufaktur yang mengeluarkan mobil jenis low cost green car [LGCC],” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya