SOLOPOS.COM - MOBIL MAHASISWA -- Mobil Semar-T dan Semar-G hasil kreasi mahasiswa UNS dipamerkan dalam rangka peringatan Dies Natalis UNS di kampus setempat, Minggu (11/3/2012). (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

MOBIL MAHASISWA -- Mobil Semar-T dan Semar-G hasil kreasi mahasiswa UNS dipamerkan dalam rangka peringatan Dies Natalis UNS di kampus setempat, Minggu (11/3/2012). (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

SOLO – Dua buah mobil tipe city car dipamerkan dalam kegiatan Pameran Industri Kreatifdi Lembah Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo (11/3/2012). Pameran ini digelar tiga hari dari 11-13 Maret untuk memeriahkan Dies Natalis ke-36 UNS.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mobil ramah lingkungan berwarna biru dan hijau itu bernama resmi Semar-T dan Semar-G. Semar-T dijalankan dengan tenaga listrik, sedangkan Semar-G dijalankan dengan bahan bakar bioetanol. Karya membanggakan ini adalah inovasi mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, FakultasTeknik, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Desain, pemasangan mesin, body semua dikerjakan sendiri oleh mahasiswa S-1, S-2 dan D3 dalam proyek bernama Smart Electric Vehicle City Car (SECC). Hanya roda gigi yang diambil dari onderdil mobil lain.

Ketua tim perakit Semar-T, Dimyadi, mengatakan SECC menjadi inovasi pertama di Indonesia yang menggabungkan kecerdasan buatan ditambah perbaikan torsi atau daya hentakan mesin dengan kapasitor sehingga mesin lebih responsif. “Ketika diuji cobakan kemarin, jarak tempuh maksimal dalam jalan datar 40-50 km/jam. Kapasitas dalam analisis saya dua orang. Bisa ditambah, tambah muatan memperpendek waktu jarak tempuh” papar Dimyadi kepada Espos.

Keuntungan dari mobil listrik ramah lingkungan ini adalah penggunaaan transportasi listrik akan memberikan efisiensi rata-rata dua kali lipat daripada penggunaan transportasi berbasis mesin bakar. Penggunaan transportasi listrik akan mengembalikan kualitas udara dalam kita kendaraan listrik tidak mengeluarkan gas sisa pembakaran.

Anggota tim electric vehicle, Heri Triwaluyo, mengaku pengerjaan awal mobil ramah lingkungan ini hampir 1 tahun. “Pengerjaan bodi mencakup tiga tahap. Master, cetakan dan produk. Semuanya dikerjakan sendiri oleh tim kami,” ujarnya. Kendala yang dialami dalam proses perakitan mobil ramah lingkungan ini adalah sistem kontrol tidak berjalan lancar seperti saat proses simulasi. “Ketika simulasi lancar. Namun, saat pemasangan banyak komponen yang mati,” kenang Dimyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya