SOLOPOS.COM - Susanta (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Susanta (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Suasana Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Solo terlihat lengang, Sabtu sore lalu, saat Espos mendapat kesempatan bertemu dengan kepala sekolah di ruang kerjanya seperti yang dijanjikan sebelumnya. Sejumlah tamu hilir mudik untuk menemui Kepsek Susanta yang menjadi salah satu bidan kelahiran mobil Kiat Esemka yang kini ramai diperbincangkan. Di ruang kerjanya, Susanta membagi cerita saat awal merintis mobil kreasi siswa SMK tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ada proses panjang, setidaknya sudah dimulai 2009 lalu hingga mobil ini benar-benar bisa dipakai oleh Pak Wali (Joko Widodo),” kata Susanta, Sabtu (14/1/2012) sore di ruang kerjanya. Dua tahun lalu, Susanta yang masih menjadi Kepala SMKN 5 Solo dan SMKN 2 Solo melihat adanya potensi  besar yang dimiliki SMK, seperti krativitas para siswa, peralatan dan sarana yang dimiliki, serta ide-ide para guru dan tekad kuat untuk menciptakan mobil buatan sendiri.

Niat awal itu rupanya mendapat sambutan positif hingga mendapat pembinaan dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Saat itu ada pelatihan kemampuan dengan mengirimkan guru dan siswa untuk belajar selama tiga bulan ke mitra industri. Setelah selesai, baru ilmunya dipraktekkan di sini,” tutur dia. Rupanya, hal itu memberi dampak  positif dan mampu membuat mobil rakitan pertama.

Mobil pertama itu memang masih sedikit kandungan muatan lokal daripada produk luar. Meski begitu, tuturnya, hal itu sebagai langkah maju untuk makin meningkatkan kandungan lokalnya. Sangat membanggakan saat mobil tersebut telah banyak dipamerkan di beberapa kota besar seperti Jakarta Jogja, Malang dan sempat juga dipamerkan di Kreaso Solo tahun lalu. “Saat itulah mobil itu dicoba sampai Jakarta dan rupanya baik-baik tidak ada masalah,” terang pria kelahiran Gunungkidul ini.

Lecutan gairah yang mampu menggerakkan semangat di segala elemen, yaitu saat Walikota Solo Joko Widodo melihat mobil tersebut dan berniat memakai mobil buatan SMK asal berkualitas baik. “Sejak saat itu, wah, kami jadi semangat sekali membuatnya. Karena ada dukungan dari walikota langsung dan siap memakainya,” tutur Susanta. Setelah proses pembuatan dan perakitan, akhirnya pada Oktober 2011 lalu, mobil SUV yang kini jadi mobil nidas Walikota Solo selesai dan siap pakai. “Dan puncaknya yaitu saat awal Januari, saat Jokowi memasang plat AD 1 A di mobil SUV tersebut.”

Dicibir dan Dipuji

Semenjak maraknya pembicaraan mobil Kiat Esemka, berbondong-bongong para politisi, pejabat baik lokal dan nasional serta masyarakat mengapresiasi mobil tersebut dan ramai-ramai memesannya. Bahkan hingga pekan ini sudah 5.000 lebih pemesan mobil Kiat Esemka. Menanggapai antusiasme tersebut, Kepala SMKN 2 Solo, Susanta mengatakan hal itu sebagai upaya dukungan positif dari pejabat, politisi dan masyarakat terhadap kreasi anak SMK, sekaligus menjadi kebanggaan bersama dan pembuktian kemampuan siswa SMK.

“Kami menjaga betul agar mobil ini bukan menjadi kendaraan politik, tetap murni pembelajaran dan kreativitas anak,” kata Susanta, Sabtu (14/1/2012) sore. Ia menyadari, keberhasilan tersebut tentu dapat menjadi jualan politik para politisi atau partai tertentu. Namun demikian, dirinya memastikan proses produktivitas mobil dan aktivitas para siswa SMK tak akan terganggu dan terkontaminasi oleh kepentingan politik. “Saya melihat itu sebagai good will dan apresiasi dari pemerintah dan para wakil rakyat saja, bukan yang lain.”

Setelah mobil jenis sport utility vehicle (SUV) diberi plat AD 1 A, santer diberitakan adanya cibiran yang menggambarkan rasa pesimistis dan tidak mendukung adanya penggunaan mobil buatan siswa SMK untuk dijadikan kendaraan dinas pejabat. Ada pula yang ragu-ragu terkait langkah terobosan yang menjadikan Esemka sebagai mobil nasional. Menurut Susanta, hal itu bukanlah persoalan besar yang dapat menghadang kreativitas anak dan menghambat produktivitas mobil tersebut. Semua rintangan , menurutnya, pasti dapat diatasi.

Ia mengaku sangat optimistis dengan produksi mobil tersebut, asalkan adanya persatuan dan kerja sama yang erat dari berbagai pihak, seperti Pemda setempat dan perusahaan perakitan serta pembinaan dari Ditjen Pembinaan SMK. Tanpa adanya persatuan itu, tutur Susanta, maka mustahil dapat berkembang dan menghasilkan mobil idaman nasional. “Konsentrasi kami ke situ saja. Soal yang lain-lain, tidak terlalu difikirkanlah. Asal kita bersatu, fokus dan telaten pasti bisa dan ada jalan keluarnya.”

 

JIBI/SOLOPOS/Ahmad Hartanto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya