SOLOPOS.COM - Mobil Esemka (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Mobil Esemka (JIBI/SOLOPOS/Dok)

SOLO — Sedikitnya 10% atau 700 dari total pemesan mobil Esemka karya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) membatalkan pembelian. Pembatalan dilakukan lantaran konsumen jengah mobil Esemka tak kunjung terealisasi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pejabat Humas PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Sabar Budi ketika dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Kamis (23/5/2013), mengatakan telah menerima pembatalan pemesanan mobil Esemka baik melalui email maupun telepon. Dari 7.000-an pemesan Esemka, imbuh dia, sekitar 10% yang menyatakan pembatalan pesananan Esemka. Diakuinya, ada beberapa faktor konsumen membatalkan pemesanan mobil karya siswa SMK tersebut.

“Ada yang tidak betah karena terlalu lama pesan dan akhirnya beli mobil merek lain.  Konsumen ini rata-rata belum sampai setor uang muka,” tuturnya.

Sabar mengatakan ada 500-an pemesan yang sudah melakukan konfirmasi pembelian. Sementara sisanya belum lakukan konfirmasi. Dia menuturkan sebanyak 40 unit mobil Esemka telah didebut ke pasaran baik jenis Rajawali maupun Bima sejak April lalu. Salah satunya pesanan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto. Saat ini, Sabar mengatakan masih terus merampungkan produksi mobil Esemka.

“Tiap hari kami menerima konfirmasi dari para pemesan 10-30 unit,” ujarnya.

Sabar mengakui telah menerima masukan dari konsumen pengguna mobil Esemka, termasuk masukan dari Djoko Kirmanto. Dia mengatakan beberapa masukan seperti pintu belakang bermasalah, gangguan dalam mobil dan lain sebagainya. Namun yang terpenting bukan gangguan pada mesin mobil.

“Kami akan perbaiki dalam produksi nanti. Termasuk masukan dari Pak Djoko Kirmanto soal pintu belakangnya,” katanya.

Sabar mengatakan produksi mobil Esemka dilakukan secara bertahap. Rencananya, dia menambahkan tahapan berikutnya mobil Esemka siap diproduksi lagi pada Juli mendatang. Produksi Esemka dilakukan tersebar di 33 cabang SMK di seluruh Indonesia.

Sabar mengatakan untuk satu unit mobil Esemka Rajawali dibanderol Rp170 juta. Sedangkan Esemka Bima dibanderol Rp75 juta. PT SMK, lanjut dia, akan mengeluarkan Rajawali varian baru dengan harga rendah berkisar diangka Rp 80 jutaan. Namun pihaknya belum bisa memastikan kapan Rajawali varian baru akan segera diluncurkan.

“Kami targetkan tiap bulan bisa produksi 20-50 mobil,” katanya.

Ketua DPRD YF Sukasno mengatakan masih menunggu proses pencairan dana untuk membayar mobil Esemka. Dia mengatakan DPRD memesan satu unit mobil Esemka.

“Mobilnya sudah jadi, tapi tunggu pencairan dana yang dianggarkan tahun ini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya