SOLOPOS.COM - Sales Brand Manager VI Pertamina Hendra Saputra (kiri) menyampaikan mekanisme pendaftaran MyPertamina saat sosialisasi di Aula Sukowati Setda Sragen, Kamis (21/7/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Pemkan Sragen mewajibkan seluruh kendaraan dinasnya yang sebanyak 2.180 unit menggunakan bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi, terutama pertamax. Namun, kenyataan di lapangan tak ada jaminan aturan itu dipatuhi sepenuhnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto, mengakui kesulitan mengawasi penerapaan kebijakan kewajiban penggunaan pertamax untuk kendaraan dinas. Apalagi banyak kendaraan dinas yang digunakan untuk kepentingan pribadi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Atas dasar itulah, Sekda mendukung penggunaan aplikasi MyPertamina sebagai bentuk pengawasan terhadap konsumsi BBM bersubsidi yakni pertalite dan solar.

“Semua kendaraan dinas harus pakai pertamax, mulai roda dua sampai roda empat, sesuai aturan. Namun, itu kan yang tidak bisa kami kontrol. Ketika kendaraan dinas dipakai pribadi keluar kota. Timbang aku tuku pertamax tak tukoke pertalite [daripada saya belu pertamax, saya belikan pertalite]. Kalau aplikasi [MyPertamina] itu berjalan maka bisa satu data NIK dan satu data nomor polisi,” ujar Sekda saat ditemui wartawan di depan Aula Sukowati Setda Sragen, Kamis (21/7/2022).

Baca Juga: MyPertamina akan Diterapkan, Nasib Penjual Bensin Eceran?

Sekda mewanti-wanti kepada Pertamina jangan sampai aplikasi MyPertamina itu masih karut-marut saat diberlakukan. Ia berkaca pada pengalaman data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) yang masih karut-marut dan bisa disiasati.

Lebih jauh Tatag menjelaskan negara sudah menyubsidi BBM sampai Rp520 triliun. Dana tersebut jika digunakan untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia, menurutnya, sudah cukup.

Sementara itu, Sales Brand Manager VI PT Pertamina, Hendra Saputra, dalam sosialisasi MyPertamina di Sragen menyebut subsidi pemerintah untuk solar mencapai Rp10.500/liter dan pertalie Rp8.100/liter. Kalau harga pertalite sekarang Rp7.650/liter maka harga sebenarnya senilai Rp15.750/liter. Kalau harga solar sekarang Rp5.150/liter maka harga sebenarnya Rp15.650/liter.

Baca Juga: Pembelian Pertalite dengan MyPertamina Akan Diuji Coba di Karanganyar

Ia menyampaikan sosialisasi ini khusus untuk registrasi kendaraan roda empat. Sedangkan untuk kendaraan roda dua belum. Nantinya, pembelian pertalite dan solar harus menggunakan MyPertamina. Untuk itu, pelanggan pertalite dan solar harus terlebih dahulu mendaftar di website MyPertamina, bukan di aplikasi MyPertamina.

“Dalam pembelian BBM bersubsidi ke depan, yang tidak terdaftar di website tidak akan dilayani. Jadi konsumen akan mendapatkan barcode yang nantinya bisa di-scan di semua SPBU, karena semua SPBU sudah terdigitalisasi. Transaksi satu liter saja sudah tercatat dalam sistem di Pertamina,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya