SOLOPOS.COM - Ilustrasi bursa mobil bekas (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO — Bursa mobil bekas yang semula diprediksi bergairah menjelang pelaksanaan Pemilu 2014 justru lesu. Pedagang mobil bekas di Solo terpaksa putar otak karena penjualan belakangan menurun.

Meski bursa mobil bekas mendadak lesu menjelang pelaksanaan pemilu, sejumlah pemilik usaha jual-beli mobil bekas di Jl. Radjiman Solo mengatakan turunnya penjualan bukan dipengaruhi pesta demokrasi itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pemilik Pusat Grosir Mobil, Oni Syahroni, menjelaskan penjualan mobil bekas miliknya menurun 50%. Dia hanya mampu menjual 23 unit pada Januari-Februari, padahal sebelumnya berkisar 40 unit setiap bulan.

“Kondisi itu sudah biasa. Pembelian kurang galak menjelang pemilu. Kemungkinan dana habis untuk persiapan [pemilu]. Tetapi kami tetap memiliki stok mobil aneka jenis. Hanya mengurangi jumlah stok. Biasanya 60-70 unit menjadi 35-40 unit per bulan,” kata Oni saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (19/3).

Mobil jenis multi purpose vehicle (MPV), seperti Toyota Avanza, Toyota Innova, Daihatsu Xenia, Suzuki APV, dan lain-lain paling diminati. Rata-rata pembeli adalah pemilik penyewaan mobil, calon anggota legislatif (caleg), dan tim sukses caleg. Dia memprediksi pemilik penyewaan mobil membeli mobil bekas karena jumlah unit yang dimiliki terbatas tetapi sewa mobil menjelang pemilu meningkat.

“Caleg beli satu unit. Penyewaan mobil beli dua unit. Kemungkinan akan disewakan untuk pemilu. Soal harga agak turun sekitar Rp10 juta. Bagi saya yang penting mobil segera laku. Supaya bisa kulakan lagi,” ungkap dia.

Sementara itu pemilik Hurindo Motor, Muhammad Masyhuri, mengaku penjualan mobil bekas menurun tetapi tidak banyak. Dia mengatakan mampu menjual sembilan hingga 10 mobil per bulan.

Mobil yang dilepas pun bervariasi, seperti city car, MPV, dan lain-lain. Namun dia menjelaskan beberapa pembeli yang mengaku sebagai tim sukses dari partai tertentu memilih MPV. Mereka membeli mobil untuk dipasang stiker foto salah satu caleg.

“Mereka membeli mobil untuk kampanye itu enam bulan hingga satu tahun lalu. Penjualan menurun tetapi kami prioritas fast moving dan harga terjangkau. Kami juga memperhitungkan warna.”

Sedangkan salah satu karyawan Crown Mobilindo, Langgeng Saha Budi, mengungkapkan penjualan mobil semakin lesu belakangan. Namun Kondisi seperti itu tidak hanya berlangsung menjelang pemilu. “Kadang satu bulan tidak melepas produk. Kadang ramai sekali. MPV adalah model yang paling diminati,” tutur dia saat ditemui Solopos.com di toko.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya