SOLOPOS.COM - Ilustrasi murid SMK. (Reuters)

Solopos.com, BOYOLALI -- Proses pembelajaran di tingkat sekolah menengah kejuruan atau SMK di Boyolali pada tahun ajaran baru Juli nanti diharapkan sudah bisa berjalan normal.

Sebab idealnya 70% persen materi pembelajaran SMK termasuk di Boyolali merupakan materi praktik, yang akan optimal jika dilakukan secara tatap muka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Boyolali, Suyatna, mengatakan dalam setahun terakhir proses pembelajaran di SMK harus menyesuaikan dengan kondisi yang ada.

Baca juga: 2 Pelaku Taruh Meja di Tengah Jalan Dibal Boyolali Ternyata Masih ABG

Ekspedisi Mudik 2024

Dimana pandemi Covid-19 mengharuskan adanya penyesuaian di segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Untuk menghindari persebaran Covid-19, proses pembelajaran pun lebih banyak dilakukan secara daring.

Meski sudah ada uji coba pembelajaran tatap muka (PTM), namun belum semua SMK bisa melaksanakan. Belum lama ini sudah ditunjuk beberapa sekolah untuk melaksanakan uji coba PTM, tapi jumlahnya masih terbatas.

Di Boyolali, untuk jenjang SMK hanya SMK Negeri 1 Boyolali yang menggelar uji coba PTM tersebut. Untuk sekolah yang lain, masih menjalankan pembelajaran secara daring.

Baca juga: Kasus Covid-19 Boyolali Pasca-Lebaran Diklaim Malah Turun, Dinkes Tetap Evaluasi

Dia mengatakan di jenjang SMK, ada materi praktik yang harus dilakukan, bahkan diujikan. Untuk itu pada pelaksanaan ujian kompetensi keahlian (UKK), pihak sekolah melaksanakannya secara tatap muka dengan izin Satgas Covid-19 dan pemerintah.

"Kami minta izin ke Satgas Covid-19 dan dinas, kemudian diizinkan untuk tatap muka khusus uji praktik. Sebab ujian praktik sulit untuk daring," jelas dia, Kamis (27/5/2021).

Dia mengatakan materi praktik di jenjang SMK sangat perlu dilakukan. Bahkan dia menyebut, secara ideal 70% pembelajaran di SMK adalah pembelajaran praktik dan 30% merupakan teori.

Materi Teori Diselesaikan Dulu

Namun karena adanya kondisi luar biasa, yakni adanya pandemi Covid-19, maka hal itu harus disesuaikan. Untuk menyiasatinya, pembelajaran untuk materi teori akan diselesaikan terlebih dulu. Sedangkan untuk materi praktik dilakukan saat kondisi sudah cukup terkendali.

"Tahun ajaran baru nanti harapannya sudah bisa tatap muka meskipun terbatas. Melalui metode blanded learning, perpaduan luring dan tatap muka," kata dia.

Baca juga: Pria Nogosari Meninggal di Sekitar Waduk Cengklik Boyolali, Diduga Tersetrum Pancing

Sebab jika materi praktik harus dilakukan secara daring, belum tentu semua siswa memiliki sarana atau alat-alat praktik di rumahnya. Untuk itu ke depan diharapkan kondisi pandemi sudah lebih terkendali sehingga proses pembelajaran bisa dilakukan optimal.

Kepala SMK Negeri 1 Boyolali, Heryanto, mengatakan setelah adanya uji coba PTM kemarin, diharapkan saat PTM sudah dapat dijalankan nantinya sekolah sudah mengetahui mekanismenya, termasuk syarat-syarat yang harus dipenuhi.

"Diharapkan nanti mulai 12 Juli atau tahun ajaran baru, sudah terbiasa. Maksimal 50% setiap kelas. Termasuk desain di kelas yang menyesuaikan protokol kesehatan secara ketat," kata dia belum lama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya