SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Mitigasi bencana diperlukan untuk mengantisipasi bahaya tsunami

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Simulasi tsunami dilakukan di Pantai Nguyahan dan Ngobaran, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari. Dari pemetaan yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Kanigoro merupakan salah satu dari 15 desa di Kabupaten Gunungkidul yang berpotensi terdampak tsunami.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD DIY, Heri Siswanto, mengatakan bahwa Gunungkidul memiliki paling banyak desa yang berpotensi terdampak tsunami. Total dari 35 desa di DIY yang berpotensi terdampak tsunami, 15 di antaranya berada di kawasan Pantai Selatan Gunungkidul. Sementara terdapat lima desa di Kabupaten Bantul, dan 10 desa di Kabupaten Kulonprogo.

“Di sepanjang garis pantai DIY yang membentang 120 kilometer dari barat hingga timur, mulai dari wilayah Kabupaten Kulonprogo, Bantul, hingga Gunungkidul terdapat 35 desa dan 127.000 jiwa yang berpotensi terdampak tsunami,” kata dia, Kamis (30/3/2017).

Berdasarkan kajian dari BPBD, dampak tsunami tersebut akan terjadi jika kekuatan gempa di atas delapan skalarichter dengan ketinggian tsunami 11 meter. Dan diperkirakan akan menghantam dua sampai tiga kilometer dari bibir pantai.

Lanjutnya lagi, adanya potensi tsunami lantaran wilayah Jawa bagian selatan terdapat aktivitas pertemuan Lempeng Eurasia dan Lempeng Samudera Hindia. Aktivitas tersebut kemudian menyebabkan gempa. “Tapi alhamdulillah sampai saat ini kekuatan aktivitas lempeng masih lemah, sehingga gempanya tidak dirasakan,” ujarnya.

Kendati demikian, bukan berarti lemahnya aktivitas lempeng tersebut tidak membahayakan. Pasalnya jika terjadi secara terus menerus dan berakumulasi, maka akan menimbulkan kekuatan yang besar, sehingga dapat menimbulkan tsunami.

Oleh sebab itu BPBD DIY bersama dengan BPBD Gunungkidul melakukan antisipasi, meminimalisir dampak resiko tsunami dengan melakukan simulasi. Semua unsur masyarakat dilibatkan untuk dapat mengetahui tindakan yang dilakukan saat terjadi bencana dan menjadikan desa tangguh bencana.

Kepala Desa Kanigoro, Santosa mengatakan dengan adanya sosialisai penanggulangan bencana yang dilaksanakan selama 12 kali pertemuan dengan diakhiri dengan simulasi. Pemahaman masyarakat terhadap bencana menjadi bertambah.

Setelah simulasi selesai dilakukan, tim BPBD DIY melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan. Meski masih ada sejumlah kekurangan dalam pelaksanaan simulasi, Desa Kanigoro dinilai layak ditetapkan menjadi desa tangguh bencana.

“Paling tidak, sekarang kami tahu apa yang harus kami lakukan pertama kali jika ada tanda-tanda terjadinya tsunami,” kata Santosa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya