SOLOPOS.COM - Makam Mbah Atas Angin (pojok kiri) dan pancuran pitu_telu yang menjadi sumber pemandian air panas di kaki Gunung Slamet (Instagram/@iinwidjaja)

Solopos.com, BANYUMAS — Pancuran Pitu merupakan salah satu lokasi wisata yang terletak di kawasan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Sesuai dengan namanya, Pancuran Pitu berarti tujuh pancuran di kawasan sumber air panas alami.

Dihimpun dari ensiklopedia digital, Rabu (8/6/2022), objek wisata ini berada di kaki Gunung Slamet. Air panas yang dihasilkan bersumber dari perut bumi Gunung Slamet yang mengandung belerang dan mineral.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kandungan aneka mineral dan belerang inilah yang membuat air di Pancuran Pitu diyakini dapat menyembuhkan penyakit, khususnya berhubungan dengan kulit. Unsur belerang yang ada di Pancuran Pitu ini bisa terlihat dari dinding pancuran yang berwarna kemerah-merahan.

Demi kesehatan, pengunjung dianjurkan untuk tidak berendam lebih dari 15 menit. Setelah selesai berendam, pengunjung harus mandi dengan air dingin yang sudah difasilitasi di lokasi wisata berupa toilet yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi pancuran.

Baca juga: Misteri Kawah Candradimuka Dieng: Tempat Kelahiran Gatotkaca

Mbah Atas Angin

Lokasi Pancuran Pitu juga dekat dengan petilasan Mbah Atas Angin. Petilasan ini berupa ceruk kecil mirip gua yang sudah dibangun layaknya rumah dan berkeramik putih.

Mbah Atas Angin dipercaya sebagai sosok spiritual yang menemukan Pancuran Pitu. Tak heran, petilasan tersebut sering dikunjungi warga untuk ritual “ngalap berkah.”

Sejarahnya berawal dari Mbah Atas Angin yang memiliki nama lain Syekh Maulana Magribi yang saat itu sedang berkelana di kawasan barat Jawa Tengah untuk menyebarkan agama Islam.

Dia mendapat petunjuk berupa cahaya dan beliau pun mengikutinya yang membawanya ke lokasi tempat petilasannya berada saat ini.

Saat itu, Mbah Atas Angin menderita gatal kulit dan gabta vusa disembuhkan dengan air panas dari pancuran yang ada di Gunung Gora yang sekarang dikenal dengan Gunung Slamet. Hingga akhirnya, Mbah Atas Angin menemukan Pancuran Pitu dan penyakit gatalnya sembuh setelah berendam.

Baca juga: Jelang Lebaran, Mal di Semarang Diserbu Pengunjung

Untuk mencapai lokasi Pancuran Pitu, pengunjung harus berjalan kaki sekitar 2,5 km dari pintu masuk Baturraden. Jika pengunjung dapat menempuh perjalanan tersebut dengan jalan kaki melewati jalan yang biasa dipakai warga lokal, pengunjung tidak dikenakan biaya.

Namun jika karena kondisi, pengunjung bisa menggunakan kendaraan pribadi namun harus membayar Rp10.000 per orang dan juga Rp5.000 per kendaraan untuk biaya parkir. Wisata ini buka setiap hari dari jam 08.00 WIB hingga 18.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya