SOLOPOS.COM - Tampak depan bangunan Masjid Tiban di Dusun Bendo, Desa Bakalan, Kecamatan Purwantoro, Wonogiri. (Solopos/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI – Masjid tiban yang terletak di Dusun Bendo, Desa Bakalan, Kecamatan Purwantoro, Wonogiri, menyimpan sejumlah misteri. Utamanya berkaitan dengan asal-usul pendirian masjid tiban yang tak jelas dibangun mulai kapan.

“Hanya ceritanya, disebut masjid tiban itu karena pada sore sebelumnya tidak ada masjid, tapi tahu-tahu keesokan paginya sudah ada,” kata warga yang tinggal bersebelahan dengan Masjid Tiban Bakalan, Satiyem, 62, Senin (7/2/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Warga sekitar menyebut Satiyem sebagai penerus juru kunci Masjid Tiban Bakalan. Namun Satiyem enggan disebut demikian. Alasannya, ia juga tak mengerti pasti asal-usul berdirinya Masjid Tiban Bakalan.

Baca Juga: Lansia di Purwantoro Wonogiri Meninggal seusai 4 Hari Positif Covid-19

Meski demikian, Satiyem menyebut pemilik awalnya bernama Imam Baweh. “Beliau [Imam Baweh] enggak kelihatan orangnya, istilahnya seperti makhluk gaib penunggu masjid ini,” imbuhnya.

Informasi yang dihimpun dari warga sekitar, Senin (7/2/2022), Masjid Tiban Bakalan berfungsi seperti masjid-masjid yang lain. Bangunan tersebut biasa digunakan untuk beribadah, melaksanakan Salat Tarawih saat Bulan Ramadan, dan Salat Jumat saat waktu itu tiba.

Sebagai penggambaran utuh, Masjid Tiban Bakalan terdiri dari dua ruang ibadah, yakni ruang utama yang berbentuk persegi dan serambi masjid sebelah timur yang berbentuk persegi panjang.

Tiang Berbahan Kayu

Satiyem menjelaskan serambi masjid adalah bangunan baru. “Mulanya hanya bangunan ruang utama masjid yang berbentuk persegi, beratap alang-alang, dengan empat tiang sebagai penopang bangunan,” terangnya.

Diketahui empat tiang yang digunakan sebagai penopang masjid sebagian berbahan kayu jati kuno. Selain keberadaan tiang, kekunoan juga tampak pada model mimbar yang jarang ditemui di masjid-masjid sekarang. “Ini peninggalan dari zaman para wali,” kata Satiyem.

Baca Juga: Waduk Gajah Mungkur Buka, Pengelola Tunggu Instruksi Bupati Wonogiri

Sebagai informasi, Masjid Tiban Bakalan yang sebelumnya hanya beratap alang-alang telah diganti menjadi genting. Pada bangunan dalam dan luar, tembok-temboknya juga telah dicat baru.

“Terakhir kali renovasi itu pada 2019. Dalam perbaikan dan perawatan Masjid Tiban Bakalan selama ini tidak mengandalkan bantuan sama sekali, melainkan dari dana sendiri,” kata Satiyem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya