SOLOPOS.COM - Istana Pamularsih, bangunan kuno peninggalan pengusaha terkaya se-Asia Tenggara, Oei Tiong Ham, di Semarang, Jawa Tengah. (Solopos/Imam Yuda Saputra)

Solopos.com, SEMARANG — Istana Pamularsih di Kota Semarang, Jawa Tengah, merupakan peninggalan Oei Tiong Ham, pengusaha terkaya se-Asia Tenggara zaman penjajahan Belanda. Konon, istana peninggalan konglomerat ini menyimpan banyak misteri.

Istana Pamularsih merupakan bangunan kuno ini terletak di Kampung Bojongsalaman, RT 003/RW 008, Semarang Barat. Bangunan berukuran 15 x 20 meter itu menyimpan banyak misteri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Beberapa penghuni yang tinggal di istana peninggalan pengusaha terkaya se-Asia Tenggara asal Semarang itu kerap menjumpai hantu. Sosok gaib itu berwujud perempuan dengan paras cantik.

“Ada itu di lantai kedua. Cewek, rambutnya panjang terurai, pakai baju warna putih, seperti keturunan Tionghoa. Orang-orang sini sih nyebutnya, Nonik,” ujar seorang penghuni Istana Pamularsih, Yanti, saat dijumpai Solopos.com, Selasa (27/3/2018).

Baca juga: Istana Pamularsih Semarang, Peninggalan Pengusaha Terkaya Asia Tenggara

Makhluk Halus

Meski demikian, makhluk halus itu tidak pernah mengganggu warga yang menghuni Istana Pamularsih. Walaupun sosok gaib itu tak segan menampakkan diri, bahkan di siang hari sekalipun.

“Konon katanya hantu itu adalah putri Oei Tiong Ham. Tapi, benar atau tidaknya saya juga kurang tahu. Tapi, memang dia sering menampakan diri terutama kepada orang baru,” imbuh Yanti.

Yanti menambahkan saat ini lantai kedua Istana Oei Tiong Ham, yang konon menjadi lokasi munculnya hantu perempuan itu tak pernah dijamah. Warga yang menghuni bangunan itu juga lebih memilih tinggal di lantai pertama.

Baca juga: Inilah Sosok Pengusaha Terkaya Se-Asia Tenggara Asal Semarang

Penghuni lainnya, Suwarni, membenarkan bangunan peninggalan pengusaha terkaya se-Asia Tenggara asal Semarang itu menyimpan misteri. Dia sering mendengar suara-suara aneh di bangunan yang konon berusia 3,5 abad itu.

“Kalau malam sering terdengar langkah kaki dari lantai kedua. Padahal, lantai kedua tidak ada penghuninya. Dulu sih, waktu saya kali pertama tinggal di sini, sekitar tahun 1960-an, lantai kedua digunakan untuk barak tentara yang masih berstatus bujangan,” ujar perempuan berusia 87 tahun itu.

Jika dilihat dari kondisinya saat ini, bangunan Istana Pamularsih terlihat menyeramkan. Bangunan yang pada 2018 dihuni sembilan keluarga itu tampak tidak terawat dan kumuh.

Baca juga: Potret Megah Istana 81 Ha Milik Konglomerat Pertama Asia Tenggara di Semarang

Meski demikian, kesan megah dari bangunan itu masih tampak jelas. Pilar-pilar penyangga masih terlihat jelas dan kokoh. Begitu pula dengan lantainya yang belum rusak, meski tak sebening dulu.

Budayawan Tionghoa, Jongki Tio, mengatakan Istana Pamularsih merupakan bangunan milik ayah Oei Tiong Ham, Oei Tjie Sien. Praktis, istana itu usianya lebih tua dibanding Istana Gergaji milik Oei Tiong Ham yang kini menjadi kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jateng di Jl. Kiai Saleh, Semarang.

“Gedung itu milik ayah Oei Tiong Ham. Dulu satu area dengan Kelenteng Sam Poo Kong. Oei Tiong Ham semasa kecil hingga dewasa tinggal di sana,” ujar budayawan Tionghoa, Jongki Tio.

Jongki menambahkan ayah Oei Tiong Ham membeli bangunan itu dari seorang warga keturunan Yahudi pada awal 1900-an. Ia membeli rumah itu agar bisa mengawasi kapal-kapal miliknya yang bersandar di pelabuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya