SOLOPOS.COM - Satlantas Polres Wonogiri melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pada kecelakaan yang terjadi di area Gunung Pegat, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, Rabu (20/4/2022). (Istimewa/Satlantas Polres Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI — Gunung Pegat di Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, lekat dengan kisah misteri keberadaan makhluk halus. Konon, siapapun yang berani ke sana harus siap menerima kesengsaraan hidup.

Mitos itu kabarnya berlaku kepada siapapun, khususnya pengantin baru. Jadi, bagi yang tidak ingin rumah tangganya berantakan atau mengalami musibah, sebaiknya jangan nekat mampir ke Gunung Pegat di Desa Ngadiroyo, Nguntoronadi, Wonogiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Konon, makhluk halus penunggu Gunung Pegat bernama Mbah Glondor sangat tidak suka melihat pasangan yang bahagia. Kabarnya, Mbah Glondor meninggal dalam kondisi sakit hati. Dia berikrar akan menghancurkan setiap kebahagiaan mereka yang datang ke Gunung Pegat.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut cerita yang dipercaya masyarakat, dulu Mbah Glondor harus rela ditinggal pasangannya. Mbah Glondor yang sakit hati berjanji menduda seumur hidup.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Gunung Pegat Wonogiri, 1 Orang Meninggal

Gunung Pegat Wonogiri merupakan gunung yang dibelah karena pembangunan jalan. Alhasil, pegunungan Ngadiroyo yang menghubungkan Wonogiri dan Pacitan itu dibelah. Itulah yang menjadi cikal bakal Gunung Pegat.

Sampai saat ini, belum diketahui pasti kebenaran mitos Gunung Pegat itu benar-benar menyebabkan perceraian atau tidak.

Kontur Jalan

Saat melintasi kawasan Gunung Pegat Wonogiri, pengguna jalan harus ekstra berhati-hati. Wilayah tersebut rawan longsor dan pohon tumbang saat musim hujan. Ditambah lagi dengan kontur jalan sekitar 6 meter berupa tikungan tajam, tanjakan, dan turunan.

Baca juga: Sosok Polisi Wonogiri Ditembak Polisi Solo di Sukoharjo: Muda & Jomblo

Pemilik warung kelontong di Dusun Kepuh Kulon, Desa Bumi Harjo, Nguntoronadi selatan Gunung Pegat, Mar, saat ditemui Solopos.com pada 2016 lalu, mengatakan sejak dahulu jalur dekat Gunung Pegat tidak ada penerangan. Penerangan hanya terdapat di depan rumah warga kampung utara dan selatan gunung.

Menurut perempuan berusia 50-an tahun itu kondisi itu ironis. Sebab, jalur itu merupakan jalur utama dari Ngadirojo menuju Baturetno dan Pacitan, Jawa Timur yang setiap hari dilalui kendaraan besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya