SOLOPOS.COM - Warga Selo Tengah, Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, mengibarkan bendera di lereng Gunung Merbabu-Merapi, Selasa (17/8/2021). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, MAGELANG — Gunung Merapi merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia yang terletak di antara Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bahkan beberapa waktu terakhir, aktivitas vulkanik gunung ini sempat naik hingga mengalami erupsi dalam skala kecil. Selain dikenal aktif, Gunung Merapi juga diselimuti misteri karena terkenal memiliki beberapa kawasan angker, salah satunya pasar bubrah.

Dilansir dari Liputan6.com, Jumat (19/11/2021), ada berbagai kisah mistis yang menyelimuti pasar bubrah. Pasar bubrah merupakan pos sekaligus batas pendakian akhir di Gunung Merapi dan konturnya berupa bebatuan. Sejak perisitiwa jatuhnya pendaki di kawah Merapi, para pendaki hanya diperbolehkan masuk ke pos pasar bubrah ini dan tidak boleh melebihi batas pos tersebut.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Lokasi pasar bubrah ini sendiri dinilai strategis, persis berada di bawah puncak Merapi sehingga para pendaki bisa melihat langsung megahnya kawah Gunung Merapi dari dekat. Terkait misteri di pos pendakian Gunung Merapi ini berkaitan dengan suara keramaian yang kerap  terjadi, padahal jika dilihat dengan mata fisik, tidak ada keramaian seperti yang didengar banyak orang. Bisa dikatakan pasar bubrah ini adalah sebuah pasar mistis di mana para mahkluk gaib berkumpul.

Baca Juga: Misteri Mbah Jalan Penunggu Tanjakan Sigar Bencah Semarang

Karena kemistisannya, para pendaki yang ada di pos ini harus menjaga perilaku, perkataan dan pikirannya dari hal-hal kotor. Jika larangan ini dilanggar, pendaki akan disesatkan atau dibuat bingung oleh para mahkluk halus penguasa Merapi.

Salah satu pengalaman mistis dialami oleh pendaki asing asal Rusia yang saat itu tersesat dan sempat terjatuh di wilayah lereng Merapi, tepatnya di Balerante. Untungnya, pendaki bernama Rima itu hanya mengalami luka lecet pada kedua kakinya. Saat itu dia mengalami kebingungan hingga akhirnya sampai di pasar bubrah yang sering disebut sebagai pasar demit oleh warga sekitar.

Awalnya, Rima akan dilarikan ke RSUD Muntilan, Kabupaten Magelang. Namun oleh permintaan Rima, dia dihantarkan oleh tim jalur pendakian dari Selo,  Kabupaten Boyolali ke Jogja International Hospital (JIH), Kota Jogja. Pengalaman mistis juga dialami oleh dua pendaki asal Jakarta yang berkemah di pos pasar bubrah ini.

Baca Juga: Pemkab Batang Usulkan Kenaikan UMK 2022 Cuma 0,16%, Naik Rp3.418

Saat itu, kondisi cuaca sedang tidak baik, petir menyambar dan angin bertiup kencang. Namun dua pendaki ini justru menantang dengan berseru “Hai petir, potretlah kami dengan kilatanmu!” seketika itu, kilat petir menyambar keras disertai suara tawa wanita yang sangat kencang

Karena begitu mistisnya kawasan pasar bubrah ini, ada beberapa pantangan yang dipegang oleh warga sekitar, yaitu tidak menebang pohon, memindahkan benda-benda, hingga kencing dan BAB sembarangan karena akan membuat mahkluk gaib penunggu kawasan tersebut tersinggung.

Kisah Pelik Bunker Kaliadem dan Sosok Bersorban Putih yang Berzikir

Selain pasar bubrah, kawasan angker  yang berkaitan dengan misteri Gunung Merapi adalah bunker Merapi yang ada di kawasan Kaliadem, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Melalui penelusuran Om Hao di kanal Youtubenya, Kisah Tanah Jawa, bunker tersebut telah menewaskan dua orang relawan saat erupsi Merapi 2006 silam.

Baca Juga: Beredar Kabar UMK Rembang 2022 Naik Rp499.600, Ini Faktanya

Melalui kacamata batin Om Hao, saat itu suhu di bunker Kaliadem dapat menyentuh 500 hingga 700 derajat celcius. Di saat yang bersamaan, terdapat dua orang relawan di dalam bunker tersebut di dekat pintu dan di dalam kamar mandi. Melalui penglihatannya itu, Om Hao melihat dua relawan itu sudah luka parah.

Di saat yang sama, Om Hao juga melihat sosok yang mengenakan pakaian serba putih dan duduk seperti bertapa di atas batu vulkanik yang telah mengeras sisa material lahar saat erupsi Gunung Merapi 2006 silam. Sosok tersebut adalah Abdi Kinasih dari Kanjeng Eyang Sunan Merapi yang ditugaskan menjaga bunker Kaliadem. Om Hao juga menyampaikan bahwa keberadaan sosok tersebut bertujuan untuk menjaga Kaliadem, khususnya bunker agar tidak terjadi peristiwa mengenaskan seperi pada 2006 silam.

Melalui penglihatan spiritualnya, Om Hao juga menyampaikan di situ lah Abdi Kinasih dari Kanjeng Eyang Sunan Merapi bertapa. Ternyata sosok tersebut tidak hanya bertapa, namun juga berzikir untuk mengharapkan keamanan bangsa dan negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya