SOLOPOS.COM - Kades Kupang, Kecamatan Karangdowo, Klaten, Sutari. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATENDesa Kupang, Kecamatan Karangdowo, Klaten, mengklaim sebagai desa yang memiliki pendapatan asli desa (PADesa) paling kecil di Klaten. Jumlah pendapatan PADesa di Kupang hanya Rp30 juta per tahun.

Demikian dijelaskan Kepala Desa (Kades) Kupang, Kecamatan Karangdowo, Sutari, saat ditemui Solopos.com di Desa Pasung, Kecamatan Wedi, Klaten, Selasa (25/1/2022). Desa Kupang menjadi salah satu desa di Klaten yang memperoleh surat keputusan (SK) desa wisata dari Bupati Klaten. Total desa wisata yang sudah mengantongi SK di Kabupaten Bersinar mencapai 30 desa. Di sisi lain, di Klaten terdapat 139 desa dan 10 kelurahan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Di desa kami, jumlah PADesa sangat kecil. Paling kecil di Kecamatan Karangdowo [total desa di Karangdowo mencapai 19 desa]. Bahkan mungkin di Klaten. PADesa kami dari sewa tanah kas desa hanya Rp30 juta per tahun. Tanah kas desa kami sekitar 25 bidang. Selain sedikit, tanah kas desa itu juga tidak terlalu produktif,” kata Sutari.

Baca Juga: Pendapatan Desa Cokro Klaten Cuma Rp7 Juta per Tahun, Kades: Kami Termiskin!

Sutari mengatakan tanah kas desa yang dimiliki pemdes biasanya ditanami satu jenis tanaman oleh warga yang menyewa. Tanaman pertanian itu berupa tanaman padi. “Dalam satu tahun itu, pola tanam di desa kami, padi-padi-pantun (padi). Selalu seperti itu,” katanya.

Sutari mengatakan di Desa Kupang terdapat kurang lebih 2.956 penduduk. Ribuan penduduk itu tersebar di 12 dukuh atau 21 RT/8 RW. “Kami ini termasuk desa miskin. Sama dengan Desa Pasung, Kecamatan Wedi [sama-sama memperoleh SK desa wisata dari bupati],” katanya.

Sutari mengaku sudah menyiapkan strategi guna meningkatkan kesejahteraan warganya di waktu mendatang. Hal itu dimulai dengan mengembangkan desa wisata. “Kami sudah mulai mengembangan wisata di Gunung Wijil. Ke depan, kami akan mengembangkan kolam renang dan lainnya. Memang, desa yang tak punya pendapatan [tak didukung potensi alam baik] harus kreatif,” katanya.

Baca Juga Transparan, BUM Desa Wunut Umbar Laporan Keuangan di Umbul Pelem

Kepala Dinas Kebudayaaan Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Klaten, Sri Nugroho, mengatakan setiap desa harus pandai menggali potensi desa. Hal itu dapat ditujukan mengembangkan kesejahteraan masyarakat dan desa di waktu mendatang.

“Harapan kami, setiap desa harus punya keunggulan. Desa wisata harus terus dikembangkan. Dampak dari pengembangan wisata semoga bisa memajukan desa yang bersangkutan,” kata Sri Nugroho.

Camat Wedi, Rizqan Iryawan, mendorong setiap desa di wilayahnya untuk jeli menggali potensi. Hal itu sebagaimana yang dilakukan Desa Pasung dengan konsep agrowisata.

Baca Juga: Tak Dilewati Tol Solo-Jogja tapi 4 Desa di Klaten Terima UGR, Kok Bisa?

“Dari pengembangan wisata itu, tentu harapannya PADesa meningkat. Jika sudah meningkat, otomatis kesejahteraan warga juga meningkat,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya