SOLOPOS.COM - Ilustrasi guru madrasah

Solopos.com, BLORA — Kesejahteraan guru madrasah atau sekolah pendidikan Islam di Kabupaten Blora, Jawa Tengah (Jateng), rupanya masih kurang diperhatikan di era global seperti saat ini. Terbukti, masih banyak guru madrasah di Kabupaten Blora, yang hanya mendapatkan gaji Rp600.000 dalam setahun atau Rp50.000 setiap bulannya.

Hal itu diungkapkan Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Blora, Ahmad Labib Hilmy. Menurutnya, melupakan guru madrasah merupakan bentuk kesenjangan. Pria yang karib disapa Gus Labib ini pun menilai pemerintah saat ini lebih fokus meningkatkan kesejahteraan guru honorer, tapi melupakan guru madrasah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Padahal, menurutnya, guru madrasah memiliki peran yang penting dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Ekspedisi Mudik 2024

“Coba dibayangkan, dalam satu tahun gajinya jika ditotal ada yang hanya Rp 600 ribu. Bagaimana keberlangsungan hidupnya nanti, apakah bisa fokus dalam mencedaskan putra putri bangsa? Ini seharusnya jadi perhatian,” ujar Labib dikutip dari Murianews.com, Sabtu (26/11/2022).

Ia mengatakan, pihaknya sering mendapatkan laporan terkait kesenjangan kesejahteraan antara guru sekolah formal dengan madrasah. Pihaknya pun meminta agar guru madrasah juga diperhatikan.

Baca juga: Mak Plong, 448 Orang Guru Dapat SK Gaji Rp3,3 Juta per Bulan

Ia pun terus memperjuangkan nasib para guru, tidak hanya guru honorer saja tapi juga guru madrasah. “Mereka [guru madrasah] di Blora kan tidak hanya mengajarkan soal ilmu formal saja, namun juga ilmu agama. Kalau Rp600.000 satu tahun, berarti satu bulan cuma Rp50.000. Apakah ini cukup untuk penuhi kebutuhan hidup mereka,” sambungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya