SOLOPOS.COM - Gunung Slamet Banyumas

Solopos.com, BANYUMAS — Serupa tapi tak sama. Kalimat itu sepertinya tepat untuk mendeskripsikan bahasa Banyumasan dengan bahasa Tegal. Meski sama-sama disebut bahasa ngapak, bahasa Banyumasan dan bahasa Tegal memiliki berbagai perbedaan, terutama dalam dialek atau tata cara pengucapannya.

Basa ngapak merupakan sebutan bahasa yang kerap digunakan masyarakat di wilayah Cilacap, Banjarnegara, Banyumas, Kebumen, Wonosobo, Tegal, dan Brebes. Logat basa ngapak seringkali terdengar lucu bagi orang yang bukan berasal dari daerah Banyumas dan sekitarnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal ini dikarenakan basa ngapak, memiliki logat atau dialek yang unik. Nada yang digunakan terdengar sangat medok, berbeda dari logat bahasa Jawa yang digunakan sebagian besar masyarakat Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca juga: Unik! Provinsi Banyumasan Isine Orang Ngapak Kabeh?

Ekspedisi Mudik 2024

Meski demikian, bahasa ngapak sudah menjadi ciri khas masyarakat Banyumasan dan Tegal. Bahkan, bahasa ini kerap menunjukkan jati diri dan identitas masyarakat di wilayah tersebut.

Namun, sebenarnya antara bahasa ngapak Tegal dengan Banyumasan tidaklah sama. Memang keduanya terdengar mirip, namun sebenarnya memiliki dialek yang berbeda.

Balai Bahasa

Dikutip dari Kamus Bahasa Jawa Tegal-Indonesia yang diterbitkan Balai Bahasa Jawa Tengah pada 2017, bahasa Jawa Tegal hampir mirip dengan bahasa Jawa Banyumas. Meski demikian, ada beberapa hal yang berbeda di antara keduanya.

Selain itu, basa ngapak cenderung digunakan untuk menyebutkan bahasa Banyumasan. Namun, bahasa Tegal tidak disebut sebagai bahasa ngapak, tapi sebagai basa Tegal.

Bahasa Tegal dituturkan atau digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat di wilayah Kabupaten Brebes, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, dan beberapa wilayah di bagian barat Kabupaten Pemalang.

Baca juga: Asal Usul Tegal, Jepangnya Indonesia dari Portugis-Mataram

Sementara bahasa Banyumasan atau yang juga dikenal dengan sebutan basa Panginyongan dituturkan di wilayah eks-Keresidenan Banyumas, dan sebagian kecil masyarakat di perbatasan Jawa Barat (Jabar).

Selain itu, bahasa ngapak Banyumasan dengan basa Tegal juga memiliki perbedaan dalam penuturan. Bahasa Banyumasan cenderung mengucapkan bunyi berakhiran ‘a’ dengan glotal, seperti kata “ana apa?” diucapkan “ana apa’?”. Sedangkan dalam bahasa Tegal, frasa “ana apa” diucapkan secara lugas seperti yang tertulis.

Selain dari segi penuturan, ada beberapa pengucapan kata di bahasa ngapak Banyumasan dengan basa Tegal yang berbeda. Pengucapan kata yang berbeda itu antara lain dalam menyebut kata “kamu”. Dalam basa ngapak Banyumasan, menyebutkan “kamu” dengan kata “kowe” atau “ko”, sementara dalam bahasa ngapak Tegal, menyebut “kamu” dengan “kowen” atau “kon”.

Sedangkan untuk kata “aku”, orang Banyumas kerap menuturkan dengan kata “inyong”, sementara Tegal, “nyong”. Pun demikian dengan kata “lapar”, bahasa Banyumasan dikenal dengan istilah “kencot”, sedangkan Tegal, “ngelih”.

Masih banyak istilah-istilah lain yang membuat perbedaan antara bahasa ngapak Banyumasan dengan Tegal. Meski demikian, perbedaan itu menjadi sebuah keberagaman yang menarik dan menjadi ciri masyarakat wilayah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya