SOLOPOS.COM - Ilustrasi Minyakita. (Dok Solopos.com-Imam Yuda S.)

Solopos.com, JAKARTA — Minyak goreng murah merek MinyaKita disebut susah dicari bahkan langka di sejumlah wilayah.

Kelangkaan komoditas minyak goreng subsidi merek MinyaKita juga terjadi di Kota Solo selama sebulan terakhir. Langkanya MinyaKita diungkapkan Kepala Pasar Legi Solo, Nur Rahmadi, saat dihubungi Solopos.com, pada Kamis (2/1/2023).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Namun, ia menguraikan hal tersebut tak menyebabkan lonjakan permintaan dari konsumen. Konsumen langsung beralih ke minyak goreng merek lain.

“Yang laku yang premium, istilahnya pangsa pasarnya beda. Tapi itu ranahnya distributor bukan ranah kami, kami hanya memantau saja,” ujar Nur.

Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) meminta Pemerintah segera mengambil langkah tegas untuk menindak minyak goreng subsidi merek MinyaKita yang semakin langka dan melebihi harga eceran tertinggi (HET).

“Minyak goreng merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Saat ini minyak goreng subsidi di lapangan sudah mengalami kelangkaan. Kalaupun ada itupun harganya sudah tidak sesuai HET, bahkan jauh dari batas HET, ” kata Ketua Bidang Penguatan Usaha dan Investasi DPP Ikappi, Ahmad Choirul Furqon di Jakarta seperti dilansir Antaranews, Senin (30/1/2023).

Sementara itu Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan suplai MinyaKita sebanyak 450.000 ton hanya akan tersedia di pasar tradisional.

“MinyaKita kita cek lagi, enggak boleh dijual online. Kita suruh jual di pasar. Tapi nanti akan ada masalah lagi, ‘Kok di supermarket enggak ada’, ya memang ini untuk pasar, online juga enggak boleh,” ujar Zulkifli usai menghadiri pembukaan Bulan Literasi Kripto di Jakarta, Kamis (2/2/2023).

“Tiap hari kita awasi. Kita punya 20.000 pasar. Kalau mau tinggal ke pasar. Kalau bisa belanja online, ya jangan beli MinyaKita dong, beli aja yang premium,” lanjutnya.

Pemerintah dan produsen telah sepakat untuk meningkatkan tambahan suplai minyak goreng (migor) kemasan dan curah sebanyak 450.000 ton per bulan selama tiga bulan yaitu Februari-April 2023. Upaya ini dilakukan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat jelang Puasa hingga Lebaran 2023.

Sebelumnya, suplai minyak goreng per bulan hanya sebesar 300.000 ton per bulan. Kini pemerintah pun menaikkannya hingga 50 persen.

Zulkifli mengatakan kelangkaan MinyaKita di pasaran bukan karena stok minyak goreng yang menipis, tapi akibat banyak masyarakat yang mulai beralih dari minyak goreng premium menjadi MinyaKita lantaran kualitasnya yang tidak berbeda jauh.

Mendag menegaskan MinyaKita hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah. Minyak goreng kemasan rakyat (MinyaKita) dijual seharga Rp14.000/liter atau Rp15.500/kg untuk minyak goreng curah.

“Semua orang beli itu ya jadi habis. Nanti kalau semua yang beli premium jadi beli ini, ya enggak akan cukup juga. Karena udah bagus semua mau beli MinyaKita, dijualnya di retail modern, online padahal kan ini untuk pasar-pasar,” ujar Zulkifli.

Itulah ulasan soal MinyaKita yang disebut langka dalam beberapa waktu terakhir.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya