SOLOPOS.COM - Pedagang menggoreng tahu yang dijajakannya di Jl. Veteran Sragen Kota, Sabtu (19/3/2022). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Para penjual gorengan dan pedagang warung di Kabupaten Sragen sambat dengan tingginya harga minyak goreng setelah Pemerintah Pusat mencabut harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan dan menaikkan HET minyak goreng curah menjadi Rp15.500/kg atau Rp14.000/liter.

Seorang pedagang gorengan di Jl. Veteran Sragen, Kasto, 45, saat ditemui Solopos.com, Sabtu (19/3/2022), menyampaikan harga minyak goreng kemasan sekarang mencapai Rp43.000 per dua liter di toko ritel.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia mengatakan harga minyak itu naik Rp13.000 per dua liter karena harga sebelumnya hanya Rp28.000-Rp30.000 per dua liter. Dengan harga minyak yang tinggi itu, Kasto terpaksa menaikkan harga gorengan yang dijualnya.

Baca juga: Stok Melimpah Seusai HET Minyak Goreng Dicabut, Ada Permainan Kartel?

“Biasanya saya jual Rp2.000 dapat tiga buah, sekarang saya harus jual Rp1.000 per buah. Kalau tidak dinaikkan tidak bisa untung namun setelah dinaikkan pembeli menjadi berkurang karena harga mahal. Harga tepung juga naik, kedelai naik, mau Lebaran bahan singkong juga naik. Yang paling memukul ya harga minyak goreng itu,” ujar Kasto, pedagang gorengan asal Mojogedang, Karanganyar.

Berharap Harga Turun dan Stabil

Kasto berjualan gorengan selama 11 tahun. Setiap hari, Kasto biasanya membutuhkan 5-6 liter minyak goreng. Setelah harga mahal, Kasto mengurangi kebutuhan minyak goreng menjadi 4 liter per hari karena bahan gorengannya juga dikurangi.

“Banyak pembeli yang kecewa karena harga menjadi Rp1.000 per buah. Harapan saya minyak goreng bisa distabilkan dan harganya diturunkan jadi Rp14.000/liter seperti sebelumnya. Katanya Indonesia penghasil sawit terbesar, masak minyak mahal,” katanya.

Baca juga: Khidmat, Begini Tradisi Ruwahan Warga Karangtengah Sragen

Seorang pedagang warung asal Sambi, Kecamatan Sambirejo, Sragen, Sutimin, juga mempertanyakan kebijakan pemerintah dengan harga minyak yang tinggi dan stok minyak terbatas. Dia mengatakan Indonesia sebagai penghasil sawit terbanyak tetapi harga minyak goreng curah menjadi mahal. Dia mengaku sebelumnya beli hanya Rp12.800/kg sekarang naik menjadi Rp15.500/kg.

“Harapan kepada pemerintah, kebutuhan rakyat kecil dipenuhi lah. Jangan sengsarakan rakyat. Uang ada tetapi mau beli minyak dibatasi. Produksi sawitnya terbesar masa rakyatnya susah begini. Setop ekspor minyak goreng,” ujarnya.

Sutimin menjual lagi minyak goreng curah di warungnya untuk kebutuhan warga desa. Dia menjual minyak di warung dengan harga Rp13.500/kg atau untung Rp700/kg. Setelah harga naik, ujar dia, maka harga jualnya juga dinaikkan dan paling hanya mengambil untung Rp500/kg.

Baca juga: Ombudsman Ungkap Dugaan Maladministrasi Pengadaan Seragam SMP di Sragen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya