SOLOPOS.COM - Ilustrasi minuman energi (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA–Jika dikonsumsi berlebihan minuman energi bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Sudah tercatat setidaknya dua kasus gagal jantung, satu berakhir kematian, akibat kebiasaan ini.

Seorang pria berusia 21 tahun di Inggris menjadi contoh apa yang bisa terjadi pada tubuh ketika minuman berenergi ini dikonsumsi berlebihan sehari-hari. Dalam kasus yang sangat jarang, hal ini bahkan bisa berakibat fatal, seperti kasus yang dialami John Reynolds, pria 41 tahun dari California, yang meninggal karena serangan jantung akibat kebiasaan minum energinya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada kasus mahasiswa Inggris, dia mengalami sesak napas dan berat badannya turun secara drastis. Petugas medis bahkan sempat mempertimbangkan apakah dirinya harus segera melakukan transplantasi organ.

Baca Juga: Ajari Anak Puasa Tanpa Hukuman, Begini Caranya

Tes darah, scan, dan pembacaan EKG mengungkapkan bahwa ia mengidap gagal jantung dan ginjal. Penulis studi dari Guy’s dan St Thomas ‘NHS Foundation Trust di London mengonfirmasi kasus ini.

Pengalaman ini sangat traumatis baginya. Usai sembuh, ia mengingatkan semua orang untuk berhati-hati dalam mengonsumsi minuman berenergi.

Bagaimana minuman energi bisa picu gagal jantung? Simak ulasannya. Dilaporkan dalam jurnal BMJ Case Reports, sang pria dirawat di rumah sakit ketika mengalami gejala kesulitan bernapas dan hilang berat badan yang semakin parah selama empat bulan. Ia juga sesekali mengalami masalah pencernaan, tremor, dan jantung yang berdebar.

Sang pria kemudian didiagnosis gagal jantung dan ginjal setelah menjalani berbagai tes. Ini berarti tubuhnya tak lagi mampu memompa darah dan menyaring urine dengan baik sehingga diperlukan transplantasi organ untuk mengatasinya.

Sang pria mengaku terbiasa mengonsumsi minuman energi dari kaleng berisi 500 mililiter selama dua tahun. Satu kalengnya bisa mengandung sampai 160 miligram kafein.

“Kasus ini semakin memperjelas potensi masalah kardiovaskular dari minuman berenergi terhadap orang-orang berisiko,” tulis tim dokter seperti dikutip dari Live Science dan detikcom, Senin (19/5/2021).

Baca Juga: Minuman Buka Puasa Air Hangat Atau Air Dingin? Simak Penjelasannya

“Seharusnya ada label peringatan masalah kardiovaskular yang jelas bila dikonsumsi dalam jumlah besar,” lanjutnya.

Kejadian penyakit jantung setelah mengonsumsi minuman berenergi sudah beberapa kali dilaporkan dalam jurnal internasional. Hal ini berkaitan dengan dampak kafein berlebihan terhadap tubuh.

Kafein yang merupakan senyawa stimulan dapat memacu jantung untuk berdetak lebih kencang, menyebabkan potensi masalah gangguan irama jantung. Hal ini dapat jadi pemicu berbagai gangguan jantung, terutama pada individu yang sudah memiliki faktor risiko.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya