SOLOPOS.COM - Minuman berenergi sering digunakan sebagai penangkal kantuk saat di perjalanan. (Ilustrasi/Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Tidak sedikit pemudik mengandalkan minuman energi kala kantuk menyerang saat perjalanan mudik. Bolehkah hal ini dilakukan? Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Sebagaimana diketahui, arus mudik Lebaran 2022 mulai terlihat di sejumlah daerah. Setelah dua tahun tidak bisa pulang kampung lantaran pandemi, Lebaran tahun ini akhirnya bisa bertemu sanak saudara di kampung halaman.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pakar gizi dari Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI) Irtya Qiyamulail mengatakan para pemudik boleh mengonsumsi minuman energi atau energy drink demi mencegah kantuk selama perjalanan atau aktivitas mudik, namun harus bijak.

“Pada dasarnya, kita diperbolehkan untuk mengonsumsi minuman berenergi saat mudik, namun perlu bijak dalam mengonsumsinya,” kata dia sepreti dikutip dari Antara pada Minggu (24/4/2022).

Baca Juga:  Awas Macet! Puncak Arus Mudik Lebaran di Kartasura Dipantau CCTV

Menurut Irtya, minuman berenergi memiliki efek samping yang berbeda-beda bergantung dari kondisi kesehatan dan sistem imunitas tubuh. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi karena mengonsumsi minuman ini yakni sakit kepala, sembelit, iritasi sampai dengan kecanduan.

Dia mengatakan, minuman berenergi memang dapat membantu menghilangkan kantuk dan lelah terutama saat perjalanan panjang mudik, tetapi efek setelahnya justru dapat menyebabkan perasaan lelah yang berkali-kali lipat.  Dari sisi komposisi bahan yang digunakan, minuman berenergi biasanya mengandung kafein untuk merangsang fungsi otak dan meningkatkan kewaspadaan serta konsentrasi.

Tetapi, semakin banyak kandungan kafein yang Anda konsumsi maka dapat berisiko menyebabkan peningkatan detak jantung dan tekanan darah yang bisa membahayakan kesehatan selama di perjalanan.  “Jumlah kafein yang disarankan 400 mg per hari, sehingga para konsumen perlu untuk mengecek label pangan terutama kandungan kafein pada energy drink untuk meminimalisir efek samping yang mungkin terjadi,” saran Irtya.

Baca Juga: Pemudik Lewat Tanjung Emas Semarang Diprediksi 80.000 Orang

Selain kafein, minuman ini biasanya mengandung gula, turunan asam amino seperti taurine, herbal dan vitamin. Kepada masyarakat, khususnya penyandang diabetes, Irtya mengingatkan agar memperhatikan kandungan gula dalam minuman. Peningkatan gula darah secara tiba-tiba memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan. Untuk pasien diabetes, Irya menyarankan minuman berenergi rendah gula atau tanpa gula sama sekali.

Terkait jumlah kandungan kafein dalam minuman berenergi, Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Rumah Sakit Pelni, dr. Jovita Amelia, Sp.GK. mengatakan kandungan ini bisa melebihi 1600 mg atau empat kali lipat dari anjuran yang disarankan pakar kesehatan.

Baca Juga: Sambut Pemudik, Dishub Solo Pasang Tenda Posko Lebaran di Jurug Solo

Sementara untuk gula, umumnya sekitar 40 gram, yang artinya pengonsumsi minuman energi hanya boleh menambah 10 gram lagi untuk mencukupi kebutuhan harian. Merujuk pada Kementerian Kesehatan, batas konsumsi gula harian per hari sebaiknya tak lebih dari 50 gram atau setara 4 sendok makan per orang per hari.

“Kafein jumlah tinggi, bisa menimbulkan anxietas, insomnia, tekanan darah tinggi, gangguan irama jantung dan kelainan jantung lainnya. Gula berlebihan juga tidak baik untuk kesehatan terutama untuk pasien diabetes dan jika sering diminum serta berlebihan dapat menimbulkan obesitas,”  papar Jovita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya