SOLOPOS.COM - Ichwanuddin Buchori (Dok/JIBI/Solopos)

Mimbar Mahasiswa, Selasa (22/3/2016), ditulis Ichwanuddin Buchori. Penulis adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Solopos.com, SOLO — Saya merasa terpanggil ketika ada pembahasan berkaitan dengan ekonomi atau bisnis. Tanggung jawab moral saya sebagai mahasiswa yang menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta mungkin penyebabnya. Selain itu, saya memang tertarik pada dunia bisnis dan wirausaha.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ihwal dunia usaha tak bisa terlepas dari sesorang yang ingin membuat bisnis itu sendiri. Entah dilihat dari segi keberanian, kreativitas, atau pengalaman. Selain itu, Tuhan berfirman yang dapat mengubah nasib suatu golongan hanya golongan itu sendiri.

Peran terbesar dalam menjalankan sebuah usaha ialah si pelaku utama sendiri, bukan orang lain. Agar suatu usaha menemukan keberhasilan harus ada unsur-unsur seperti keunikan dan tentu spesialisasi suatu produk.

Saya terinspirasi kutipan dalam film Kungfu Panda 1, bahwa tidak ada sesuatu yang  spesial di dunia ini, yang membuat sesuatu spesial yaitu dirimu sendiri. Oleh sebab itu seorang pengusaha harus bisa membuat sesuatu yang sebelumnya biasa menjadi spesial dan istimewa.

Selain itu dalam teori bisnis, untuk mencari peluang harus memperhatikan empat ”p” yaitu place, price, product, dan promotion. Metode ini tepat sekali jika digunakan untuk mengukur prospek sebuah usaha atau bisnis.

Selain permasalahan pembacaan peluang, kita juga harus memerhatikan persoalan manajerial. Ketika melaksanakan sebuah bisnis, proses manajerial sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu perusahaan.

Persolan manajerial seperti manajemen keuangan, manajemen personalia, dan manajemen pemasaran sangat penting tetapi kadang diacuhkan saat memulai suatu usaha.

Manajemen keuangan mengajari kita cara mengelola keuangan, cara mendapatkan modal, serta cara menggunakan modal seperti prinsip ekonomi.

Manajemen personalia juga memberi arahan dan cara memilih pegawai yang tepat, cara mencari dan mendapatkan pegawai yang kompeten, serta cara mengembangkan potensi pegawai agar lebih profesional. Selain manajemen keuangan dan manajemen persoalia, manajemen pemasaran tak kalah penting dalam menjalankan suatu bisnis. Pemasaran dianggap sebagai ujung tombak bisnis. Hal tersebut yang membuat manajemen pemasaran begitu penting. [Baca selanjutnya: Berbagi]Berbagi

Di dalamnya terdapat cara-cara untuk mendapatkan konsumen, cara memilih segmen pasar yang akan dituju, cara mengetahui tren yang beredar di kalangan konsumen, serta positioning produk perusahaan di pasar secara umum. Persoalan personal pengusaha maupun hal-hal berbentuk manajerial tak bisa dilupakan dalam dunia bisnis.

The Joshua Cristopher Christi dalam Subrubrik Mimbar Mahasiswa di Solopos edisi 23 Februari 2016 menulis sebuah opini berjudul Mentoring Mencipta Wirausaha Baru yang memaparkan pentingnya mentor dalam suatu bisnis.

Menurut hemat saya, ketika ada mentor di samping calon pengusaha baru, ada dampak negatif, yaitu akan membuat calon pengusaha itu manja. Selain itu, persolan mental akan membuat calon pengusaha tersebut takut mengambil risiko.

Pengalaman ialah guru terbaik. Kata pepatah tersebut seharusnya menginspirasi kita untuk terus mencoba walaupun sering gagal dalam menggapai kesuksesan.

Saya menduga jika seorang pengusaha sukses merasakan proses perjuangan dari awal, merasakan sulitnya sebuah perjuangan, merasakan jatuh bangunnya sebuah usaha, dia tidak akan lupa pada orang lain. Tentu sosok pengusaha demikian tidak akan menjadi individualis.

Ada dua kemungkinan terhadap apa yang terjadi pada The Joshua Cristopher Christi tentang pengalamannya mencari mentor. Pertama, mentor yang dia targetkan tersebut ingin mengajarkan kemandirian dan perihnya sebuah perjuangan.

Kedua, mentor yang dia targetkan itu memang dia tidak perah merasakan perjuangan mencapai kesuksesan alias sejak lahir sudah kaya,  tinggal meneruskan bisnis orang tuanya, dan akhirnya tidak peduli dengan orang lain yang masih merintis sebuah usaha.

Daripada mempermasalahkan mentor, saya lebih tertarik pada dunia sosial yang mengubah suatu usaha menjadi jauh lebih sukses. Fakta berbicara bahwa Mark Zuckerberg si penemu Facebook dan William Henry Gates penemu Windows berangkat dari kegiatan sosial.

Mark Zuckerberg berangkat dari keinginan terhubungnya komunikasi sesama teman sekelas dan berlanjut terhubungnya komunikasi orang sedunia. Sedangkan William Henry Gates pada 27 Juli 2011 menjual lima juta lembar saham untuk kegiatan amal.

Selain itu, dia juga membuat yayasan filantropi yang berfokus pada kegiatan kesehatan, pendidikan, kemiskinan  dan kegiatan lain serupa. Apa yang terjadi? Pengguna Facebook dan pengguna Windows setiap tahun selalu bertambah. Justru dengan bertujuan sosial suatu usaha akan melejit dan tak terduga perkembangannya.

Saya ingin ikut menjawab kegalauan The Joshua Cristopher Christi karena belum mendapatkan seorang tentor yang tepat. Saya menyarankan sebaiknya dia tetap berusaha sendiri dan tak lupa melakukan kegiatan sosial yang justru akan membuat melejitnya sebuah usaha.

Saya teringat pesan dari Mario Teguh, motivator kondang itu. Tegaslah bertindak hari ini. Lebih baik salah dalam tindakan daripada merasa galau dalam ketidakjelasan. Teruslah berjuang dan buatlah orang lain terinspirasi karenamu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya