SOLOPOS.COM - Wahyu Kurniawan (Solopos/Istimewa)

Tatanan kehidupan masyarakat yang tidak karuan akibat pandemi Covid-19 yang tidak disangka-sangka datangnya telah mengantarkan bangsa ini pada keadaan tidak nyaman berkepanjangan. Keadaan tidak nyaman itu terjadi di berbagai bdang kehidupan, termasuk juga di bidang pendidikan.

Pendidikan yang selama ini digadang-gadang menjadi panglima dalam mencapai Indonesia emas pada tahun 2045 terpaksa harus pontang-panting mencari jalan terbaik. Setidaknya agar pendidikan masih tetap berlangsung walau dalam kondisi yang serba menyulitkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Memang, di tengah pandemi yang terus melaju, dunia pendidikan harus terus mendapatkan perhatian khusus, agar tidak berdampak semakin buruk. Pandemi Covid-19 telah mengubah dunia pendidikan, khususnya kegiatan belajar mengajar.

Aktivitas yang biasanya dilakukan di dalam kelas, langsung mempertemukan guru dan murid, kini harus berlangsung dengan pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan jaringan Internet serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Proses ini membutuhkan banyak pemikiran dan fasilitas pendukung yang rumit dan membutuhkan banyak biaya

Sebenarnya, proses pembelajaran tatap muka di sekolah merupakan alat kebijakan publik terbaik sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan skill. Selain sebagai pusat kegiatan yang sangat menyenangkan, sekolah mestinya juga tempat  berinteraksi antarwarga sekolah.

Sekolah dapat meningkatkan keterampilan sosial dan kesadaran siswa. Sekolah secara keseluruhan adalah media interaksi antara siswa dan guru untuk meningkatkan kemampuan inteligensi, skill, rasa tanggung jawab, dan kasih sayang di antara mereka. Tetapi sekarang kegiatan yang bernama sekolah berhenti dengan tiba-tiba karena gangguan pandemi Covid-19.

Dampak keberlangsungan pendidikan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dirasakan oleh banyak keluarga di Indonesia. Banyaknya keluarga yang kurang mengetahui bagaimana melakukan sekolah di rumah. Demikian juga dengan problem psikologis anak-anak peserta didik yang terbiasa belajar bertatap muka langsung dengan guru-guru mereka kini harus berlangsung dengan cara online.

Proses ini berjalan pada skala yang belum pernah terukur dan teruji sebab belum pernah terjadi sebelumnya. Alhasil di desa-desa terpencil yang sangat padat penduduk usia sekolah menjadi serba kebingungan. Maklum saja infrastruktur informasi teknologi sangat terbatas dan kalaupun ada tidak tahu cara menggunakannya

Selain itu, dampak jangka panjang yang mungkin terjadi di masyarakat Indonesia adalah aspek keadilan dan peningkatan ketidaksetaraan antarkelompok masyarakat dan antardaerah di Indonesia. Kita tahu bahwa wilayah Indonesia sangat luas dan berbeda faktor geografis serta demografisnya sehingga berbeda pula strata kehidupannnya

Salah satu cara yang mau tidak mau harus dilakukan supaya kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung  dalam masa pandemi Covid-19 adalah inovasi pembelajaran oleh guru dan inisiatif strategis oleh sekolah. Guru harus mampu berinovatif , yaitu memanfaatkan TIK sederhana, supaya anak tetap bisa belajar walaupun tidak di sekolah.

Guru juga harus  mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring melalui presentasi melalui video, animasi, dan segala jenis presentasi yang memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan buku teks.

Demikian juga sekolah harus berinisiatif untuk bisa menyelenggarakan pendidikan dengan cara yang kreatif, inovatif, dan demokratis. Dengan demikian sekolah bukan seperti sekolah yang mati karena tidak adanya kegiatan belajar mengajar.

Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah maukah guru berinovasi untuk mengatasi kendala pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi? Jawabnya adalah harus mau dan harus dipaksakan untuk mau.

Mengapa demikian?  Karena guru merupakan garda terdepan dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa, serta membentuk karakter bangsa yang berbudaya. Sehingga, tantangan sebesar apapun dapat diatasi dengan baik.

Untuk itu guru harus mau berguru atau menimba ilmu dan pengalaman dari berbagai sumber. Baik itu belajar secara formal atau belajar mandiri lewat media sosial. Dengan cara itu guru mampu menguasai segala teknologi yang mendukung pembelajaran dan kendala apa pun bisa diatasi.

Bagaimana jika guru tidak mau berguru/menimba ilmu? Yang terjadi adalah tupoksi guru—khususnya kegiatan pembelajaran—akan banyak terkendala. Mengapa demikian? Karena dalam masa pandemi ini di mana pembelajaran belum bisa 100% tatap muka mengharuskan guru melakukan pembelajaran jarak jauh.

Dalam pembelajaran jarak jauh itu ilmu harus sampai pada siswa walaupun tidak tatap muka dan itu membutuhkan teknologi. Jika guru tidak menguasai teknologi informasi, seperti menggunakan laptop atau mengajar melalui daring (Internet), maka guru terpaksa hanya memberi buku untuk dibaca atau memberikan tugas untuk dikerjakan.

Dalam kondisi itu, yang penting bagi guru adalah anak-anak tetap belajar dari rumah dan tidak menganggur. Padahal, dalam jangka panjang, peserta didik mengalami kejenuhan belajar karena mereka merasa tidak mendapat pengalaman belajar yang mengesankan.

Tidak dapat dibayangkan bagaimana kondisi generasi pada masa pandemi Covid-19 ini jika hal itu terus terjadi. Tentunya bakal terjadi penurunan prestasi belajar pada peserta didik. Padahal, keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran daring pada situasi pandemi Covid-19 ini tergantung pada kemampuan guru dalam berinovasi merancang dan meramu materi, metode pembelajaran, dan aplikasi apa yang sesuai dengan materi dan metode.

Kreativitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk dapat memotivasi siswanya agar tetap bersemangat dalam belajar secara daring (online) dan tidak menjadi beban psikis. Akibat lain jika guru tidak mau belajar teknologi adalah pembelajaran daring menjadi tidak menarik dan tidak menyenangkan.

Mimbar Guru: Hibriditas dan Mimikri di Fasilitas Sekolah

Hal itu akan menyebabkan siswa mengalami kejenuhan belajar. Mereka merasa tidak mendapat pengalaman belajar yang mengesankan dan yang lebih jauh, siswa malas bersekolah dan akhirnya putus sekolah,

Untuk menyikapi hal ini, guru dituntut untuk terus belajar sehingga dalam menghadapi  situasi apa pun guru tidak gagap dan akan dapat mengatasinya dengan baik. Lesuksesan guru dalam pembelajaran merupakan kesuksesan siswa dalam meraih masa depan

Semoga guru Indonesia tetap bersemangat, tetap berenergi, dan tetap berinovasi untuk pendidikan generasi muda dan untuk kejayaan dan martabat bangsa dan negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya