SOLOPOS.COM - Penampakan semut yang meneror warga di Banyumas. (Detik.com)

Solopos.com, BANYUMAS – Teror miliaran semut yang menyerang warga Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah berawal pada 2017 silam.

Seorang warga RT 003/RW 003 desa tersebut, Munjiat, 50, mengatakan semut-semut itu muncul dari tempat gergaji kayu. Semut itu diduga terbawa dalam kayu yang dibawa dari luar wilayah Banyumas.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Kalau nanya pernah nanya ke pemilik gergajian, tapi yang ditanya jawabannya tidak tahu, karena waktu itu dikontrak sama orang lain, digunakan untuk gergajian kayu. Jadi dia yang punya tidak tahu dan orang yang ngontraknya sudah tidak di sini," terangnya seperti dikutip dari Detik.com, Senin (16/11/2020).

Soal Kerumunan di Hajatan Habib Rizieq, Mahfud MD Bilang Menyayangkan

Serang Warga

Ketua RW 003, Desa Pageraji, Slamet Sunardi, mengatakan teror semut itu dilaporkan muncul di 30 rumah warganya. Semut itu juga dikabarkan muncul di Desa Langgongsari yang berbatasan dengan RW-nya.

"Sebenarnya belum satu RT, tapi yang terdampak separuh lebih, kalau dihitung-hitung sudah ada 30 rumahan lebih. Semutnya mengarah ke utara, jadi kalau utara disemprot tapi selatan tidak, ya muncul lagi karena sumbernya dari selatan, bahkan malah sudah ada di Langgongsari itu wilayah desa sebelah sudah melampaui wilayah. Semutnya sama karena ada rambatan pohon ke sana," jelas Slamet.

Kawanan semut kecil berwarna cokelat kemerahan itu mengerubuti pepohonan di sekitar rumah warga. Kawanan semut itu kerap ditemukan di kayu atau pepohonan. Semut-semut itu cukup agresif dan sering kali menggigit manusia yang melintas hingga menimbulkan rasa pedih serta gatal.

"Ini sudah miliaran ini semutnya, bukan ribuan apa jutaan lagi. Berawal dari tempat gergaji kayu, saya lihat dulu baris-barisnya nyeberangnya itu ke arah utara terus, tapi waktu itu saya tidak kepikiran mau sampai sebanyak ini," kata Munjiat.

Sule Nikah Lagi: Istrinya Cantik, Maskawinnya Fantastis

Munjiat menambahkan, keberadaan semut-semut tersebut cukup meresahkan karena sering menyerang warga saat beraktivitas.

"Dampaknya mengganggu sekali, kalau tidur pada jatuh kengrumut, pada menggigit. Pohon kelapa juga banyak (petani) yang tidak dideres, karena dikuasai oleh semut, sangat meresahkan sekali. Mengganggu orang ibadah ya pada gatal-gatal kegigit. Orang masak, orang tidur pada keganggu semua," sambung dia.

Pembasmian

Munjiat menuturkan warga sebenarnya telah berupaya membasmi semut tersebut. Namun, usaha mereka menekan perkembangbiakan semut itu tidak berhasil.

"Yang sudah tahu pakai obat nyamuk, memang menpan, tapi berapa banyak kalau harus diteruskan, sedangkan obat nyamuk mahal, untuk sekedar penanggulangan paling saya pakai bedak bayi, sekedar meminimalkan supaya tidak menyerang itu, lalu pakai produk pertanian yang untuk nyemprot-nyemprot tanaman sudah ada regent dan lain lain tapi tidak mempan. Mempan sih, tapi saking banyaknya," jelasnya.

Update Kasus Covid-19 Jateng

Teror semut di Banyumas itu semakin mengganggu saat musim penghujan tiba. Biasanya kawanan semut itu keluar dari sarang pada malam hari.

"Mengganggunya itu ngigit sama di mata pedih, semutnya juga agresif, misalnya kita ganggu justru nyerang. Semutnya kalau musim kemarau itu lagi dingin jarang. Tapi kalau musim musim kayak gini, musim hujan keluar, terutama malam hari bisa lebih 10 sampai 20 kali lipat dari siang," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya