SOLOPOS.COM - Kelelawar tapal kuda berbulu (Rhinolophus sedulus) adalah spesies kelelawar dalam keluarga Rhinolophidae. Itu ditemukan di Brunei, Indonesia, dan Malaysia. (Wikimedia Common)

Solopos.com, SOLO — Studi terbaru menunjukkan apabila suhu Planet Bumi terus menghangat, maka hewan liar, salah satunya kelelewar, akan dipaksa bermigrasi dari habitatnya–kemungkinan ke daerah dengan populasi manusia besar–yang meningkatkan risiko lompatan virus dari hewan ke manusia sehingga dapat memicu pandemi.

Hubungan antara perubahan iklim dan penularan virus tersebut dijelaskan oleh tim peneliti internasional yang dipimpin ilmuwan di Universitas Georgetown. Studi yang diterbitkan pada 28 April 2022 di Jurnal Nature itu berbasis penilaian komprehensif pertama tentang perubahan iklim akan merestrukturisasi virom mamalia global. Ulasan lengkap bisa dibaca di Perubahan Iklim dan Migrasi Kelelawar Bisa Picu Pandemi Berikutnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pemerintah harus mengangkat pangan lokal menjadi pengganti gandum yang kian mahal karena dampak konflik Rusia dan Ukrania. Pangan lokal yang potensial menggantikan gandum adalah singkong dan sagu.

Menurut Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Tauhid, masih sulit menjadikan sagu dan singkong pengganti gandum karena perbedaan selera konsumsi warga di setiap daerah di Indonesia dan olahan singkong dan sagu terbatas. Penjelasan lengkap bisa dibaca di Singkong dan Sagu Bisa Gantikan Gadum, Selera Jadi Penghambat.

Awal Juli 2022, sejumlah calon haji furoda gagal berhaji akibat ulah nakal travel haji. Penipuan serupa pernah terjadi pada masa kolonial, di antaranya harus kembali membayar sejumlah uang ketika sampai di Mekkah hingga pemalakan di kapal saat berlayar menuju Tanah Suci,dengan ancaman barang dibuang ke laut.

Pelaksanaan ibadah haji oleh masyarakat Indonesia tidak baru saja dimulai ketika Indonesia merdeka, melainkan sudah sangat lama. Gambaran tersebut dapat pula dilacak dari folklor yang mengisahkan perjalanan haji umat Islam dari Nusantara sejak masa Walisanga (abad ke-15 hingga abad ke-17). Uraian lengkap bisa dibaca di Ditipu di Mekkah, Barang Dibuang ke Laut, Potret Penipuan Haji Kolonial.

Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu menyampaikan arahan tentang urgensi mengantisipasi krisis pangan, energi, dan pengelolaan banjir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono merespons arahan tentang pengelolaan banjir itu.

Kebijakan-kebijakan pemerintah mengatasi degradasi kualitas lingkungan—salah satunya banjir, sayangnya, tak berpijak pada kearifan demokrasi ekologi sosial. Suara dan pengetahuan warga terdampak banjir rob dan tanah ambles—misalnya—tak pernah didengar saat merumuskan kebijakan untuk mengatasi. Duduk perkara bisa dibaca di Logika Teknokratis Mengatasi Banjir Rob dan Demokrasi Ekologi Sosial.

Semua berita di atas bisa dibaca hingga tuntas di kanal Espos Plus. Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan pembahasan dengan sudut pandang tajam, komprehensif, dan berdata lengkap. Konten premium menyajikan analisis mendalam atas suatu topik. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya