SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menko Bidang PMK Muhadjir Effendy, dan lainnya seusai meninjau penyerahan Bantuan Sosial Tunai (BST) di Kantor Pos Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/5/2020). (Antara-Arif Firmansyah)

Solopos.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo atau Jokowi diminta tidak memaksakan Indonesia memasuki fase new normal atau normal baru jika belum memenuhi kriteria WHO. Kesiapan Indonesia masuk dalam new normal dipertanyakan lantaran angka kasus baru Covid-19 masih tinggi.

Jokowi meminta masyarakat bersiap menjalani kehidupan era normal baru dalam menghadapi pandemi virus Corona Covid-19. Kesiapan penerapan standar new normal telah dilakukan pada Selasa (26/5/2020) di sejumlah daerah secara serentak.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Corona Ancam Siswa, Rizal Ramli Minta Sekolah Diundur Hingga 2021

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI) Mahesa Paranadipa mempertanyakan kesiapan Indonesia. Dia meminta pemerintah Presiden Jokowi jangan memaksakan new normal jika tidak siap.

Menurutnya, ada lima persyaratan yang harus dipenuhi Pemerintah sesuai kriteria normal baru WHO. Pertama penularan penyakit sudah terkendali, kedua sistem kesehatan dapat mendeteksi, menguji, mengisolasi, serta menangani setiap kasus dan melacak setiap kontak.

Mengenal R0 Virus Corona, Target Ambisius New Normal Indonesia

Ketiga, risiko zona merah diminimalkan di tempat-tempat rentan, seperti panti jompo. Sekolah, tempat kerja dan ruang-ruang publik lainnya telah menetapkan langkah-langkah pencegahan. Jokowi diminta tidak memaksakan status new normal sebelum menyiapkan tempat rentan ini.

Keempat, risiko mengimpor kasus baru virus corona dapat dikelola. Dan terakhir masyarakat sepenuhnya dididik, dilibatkan, dan diberdayakan untuk hidup di The New Normal.

Mau Dilaporkan ke Polisi, Farid Gaban: Kok Tidak Bantai dengan Argumen?

Sebelum Wabah

"Pertanyaannya apakah di Indonesia sudah memenuhi kriteria yang disampaikan WHO tersebut? Kalau belum, sebaiknya (pemerintah Jokowi ) jangan memaksakan untuk masuk dalam New Normal," kata Mahesa, Rabu (27/5/2020).

Namun, lanjut dia, kalau New Normal diartikan sebagai perubahan habit di masa wabah Covid-19, seharusnya itu diberlakukan jauh hari sebelum wabah di Indonesia. Diharapkan dengan perubahan perilaku itu memberi dampak pada pemutusan rantai penularan virus corona.

194 Calon Penumpang Ditolak Naik Kereta Api dari Semarang

Karena itu, Presiden Jokowi diminta fokus pada penanganan wabah Covid-19, alih-alih memaksakan new normal di Indonesia.

"Jika sudah dipastikan tidak lagi terjadi penularan maka perilaku akan kembali seperti semula. Meski beberapa kebiasaan higiene tetap harus dipelihara agar terhindar dari penyakit lain selain Covid," ujarnya.

25 Daerah di Indonesia akan Terapkan New Normal, Aman dari Covid-19?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya