SOLOPOS.COM - Ilustrasi (republika.co.id)

Ilustrasi (republika.co.id)

Ilustrasi (republika.co.id)

Solopos.com, SURABAYA – Tanpa basa-basi, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya agaknya mempunyai cara tersendiri dalam memaknai kemerdekaan dengan mempersembahkan karya monumental untuk kedaulatan bangsa dalam arti sebenarnya. Tanggal 17 Agustus 2013, ratusan alumni Fakultas Farmasi Unair Surabaya menandai malam reuni “Tahun Emas” (1963-2013) dengan penyerahan ekstrak ethanol terpurifikasi dari tanaman Gandarusa kepada Dirut PT Indofarma, Elfiano Rizaldi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Penyerahan ekstrak dari Unair kepada Indofarma itu berarti penelitian sudah selesai dan pil KB khusus pria dari Gandarusa itu siap edar,” kata peneliti Gandarusa dari Unair Dr Bambang Prajogo, Sabtu (17/8/2013) malam. Ekstrak ethanol terpurifikasi itu dilakukan Wakil Rektor Unair Prof Achmad Syahrani dalam malam reuni yang dihadiri 720-an alumni, Deputi I Badan POM, Dirut PT Indofarma, Dirut PT Kimia Farma, Rektor Unair, dan Rektor Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

“Penyerahan ekstrak itu menandai proses selanjutnya di tangan industri untuk mengurus izin edar dan memproduksinya. Pil KB itu nantinya sejenis fitofarmaka (obat/herbal yang sudah menjalani uji pada manusia),” kata Bambang. Ia melakukan penelitian itu sejak tahun 1985 dan selesai tahun 2013 atau 28 tahun. “Itu (penelitian) sudah percepatan (dalam penyelesaian), karena penelitian di luar negeri bisa sampai 100 tahun,” katanya.

Menurut dia, penelitian selama puluhan tahun itu membutuhkan pengorbanan dan dana yang besar, karena pihaknya menemukan tanaman itu di pedalaman Papua yang sudah dimanfaatkan masyarakat adat setempat untuk menunda kehamilan, lalu ia pun menelitinya. “Saya melalukan penelitian dalam empat fase. Fase pertama untuk orang biasa yang sifatnya umum, lalu fase kedua penelitian kepada objek yakni pasangan usia subur (PUS),” katanya.

Untuk fase kedua, penelitian dilakukan kepada 120 PUS dengan minum pil KB pria itu selama 108 hari dan hasilnya 100 persen berhasil (tidak hamil). “Fase ketiga penelitian kepada 350 PUS dengan minum selama 30 hari dan hasilnya 99,96 persen berhasil, lalu saya serahkan kepada industri, tapi saya akan mengembangkan terus hingga fase keempat dengan waktu minum semakin pendek hingga 15 hari minum,” katanya.

Apalagi, Gandarusa di Papua dimanfaatkan masyarakat adat setempat hanya selang waktu beberapa jam dari mengonsumsi. “Nanti, peredaran akan bekerja sama dengan BKKBN, sedangkan di apotek harus menggunakan resep dokter agar tidak disalahgunakan,” katanya.

Secara terpisah, Dirut PT Indofarma Elfiano Rizaldi menegaskan bahwa pil KB pria dari Gandarusa itu merupakan kerja sama tiga pihak yakni Unair, Indofarma, dan BKKBN. “Tapi, penyerahan eksrak itu masih contoh, nanti kami akan melakukan uji dalam skala laboratorium industri yang biasanya 3-6 bulan, lalu uji stabilitas,” katanya.

Bersamaan dengan uji stabilitas itulah, pihakna akan mengurus registrasi ke Badan POM. “Biasanya izin edar obat herbal itu lebih mudah, insya-Allah tahun depan sudah bisa dapat izin dan bisa langsung beredar ke masyarakat,” katanya.

Ia menambahkan pil KB pria itu akan berbentuk kapsul dan peredarannya akan bekerja sama dengan BKKBN yang sudah memiliki jaringan. “Kalau untuk umum tergantung kepada BKKBN, karena KB wanita juga bermula dari BKKBN, lalu beredar umum,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya