SOLOPOS.COM - Suasana Bedoro Festival Fair yang diselenggarakn Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama pihak terkait di Lapangan Tunjungsemi, Desa Bedoro, Kecamatan Sambungmacan, Sragen pada Minggu (7/8/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN — Ratusan orang menghadiri Bedoro Festival Fair yang diselenggarakan di Lapangan Tunjungsemi, Desa Bedoro, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah pada Minggu (7/8/2022).

Bedoro Festival Fair itu diselenggarakan tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada (UGM) berkolaborasi dengan tiga desa di Kecamatan Sambungmacan, yaitu Desa Bedoro, Desa Cemeng, dan Desa Toyogo. Rencana festival tersebut diselenggarakan selama 10 hari ke depan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Warga yang hadir mayoritas dari Desa Bedoro dan sekitarnya. Acara dimulai dengan senam massal, yakni Senam Indonesia Cinta Tanah Air atau Sicita Kecamatan Sambungmacan. Kemudian, pagelaran seni karawitan, rebana, seni tari, dan lain-lain. Penampilan seni karawitan, tari-tarian, dan rebana didatangkan dari Desa Cemeng dan Toyogo.

Selain pertunjukkan seni, akan ada penampilan Lights on Band dan penyanti Putri Kristya. “Ini merupakan kegiatan rutin dan saat ini bertepatan dengan Tim KKN-UGM sehingga bisa sama-sama menginisiasi,” terang Kepala Desa Bedoro, Pri Hartono, saat ditemui wartawan pada Minggu (7/8/2022).

Selain pertunjukan seni, Bedoro Festival Fair juga menggandeng pelaku usaha kuliner setempat. Ada 20 stan kuliner pada festival tersebut. Pri menyampaikan festival tersebut diselenggarakan dalam rangka merealisasikan Desa Wisata Bedoro yang sempat terkendala saat pandemi Covid-19.

Baca Juga : Parade 1.000 Obor Sambut 1 Sura di Pasar Bahulak Sragen

Salah satu pengunjung Bedoro Festival Fair, Suroto, mengatakan senang atas penyelenggaraan acara tersebut. Dia berharap bukan hanya warga sekitar saja yang datang.

Ketua Acara Bedoro Festival Fair Tim KKN-UGM, Desi Ristiyani, mengatakan Tim KKN-UGM merancang konsep acara dengan melibatkan 24 orang. Pendanaan acara tersebut diperoleh dari pemerintah desa dan sponsorship.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sragen, Suyamto, mengatakan acara ini rutin diadakan dan pihak warga menyambut baik.

Salah satu penjual di Bedoro Festival Fair, Rini, mengatakan mendapatkan Rp100.000 selama satu jam berjualan di festival tersebut. “Kalau berjualan di rumah sehari itu tidak tentu. Paling banyak Rp200.000. Di acara ini bisa untung lebih banyak,” ujarnya.

Baca Juga : Sempat Setop Karena Pandemi, Desa Batik Kliwonan Sragen Bergeliat Lagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya