SOLOPOS.COM - Kirab warga dengan membawa gunungan dawet dan hasil alam dalam tradisi Kenduri Udan Dawet di Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jumat (14/10/2022). Kirab berjalan dari Masjid An-Nur Dukuh Dukuh menuju Sendang Mande Rejo Dukuh Bunder yang berjarak sekitar 300 meter. (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Ribuan warga Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, mengikuti tradisi Kenduri Udan Dawet yang diadakan pada Jumat (14/10/2022) pagi.

Tradisi ini diawali dengan kirab mulai dari Masjid An-Nur Dukuh Dukuh menuju Sendang Mande Rejo di Dukuh Bunder dengan jarak sekitar 300 meter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Peserta kirab berasal dari tiga dukuh di Desa Banyuanyar, yaitu Dukuh Dukuh, Dukuh Ngemplak, dan Dukuh Bunder. Peserta laki-laki memakai beskap dengan memikul gunungan dawet dan hasil alam serta tenongan berisi makanan dan ayam ingkung.

Kemudian, para peserta perempuan mengenakan kebaya sambil menggendong tomblok dan atau pikulan yang berisi dawet. Anak-anak SD juga ikut kirab dengan mengenakan seragam sekolah mereka.

Bahkan, Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, turut hadir. Said berjalan didampingi oleh jajarannya mengikuti kirab bersama warga. Setelah sampai di Sendang Mande Rejo, warga duduk lesehan di sekitar sendang. Bupati Said dan jajaran juga turut duduk bersama masyarakat di panggung yang disediakan.

Baca juga: Kenduri, Acara Kumpul-Kumpul Sejak Zaman Nenek Moyang

“Atas nama Pemerintah Kabupaten [Pemkab] Boyolali, saya mengapresiasi kegiatan yang selalu dilaksanakan tiap Jumat Pon mangsa keempat, jadi ini dalam rangka memohon dan berdoa kepada Tuhan untuk meminta hujan,” ungkap Said dalam sambutannya.

Lebih lanjut, Bupati Said mengatakan zaman dahulu, tokoh Ki Ageng Yosodipuro, Ki Dadung Awuk, Kebo Kanigoro, Kebo Kenongo, bersama masyarakat juga berkumpul seperti hari ini dalam tradisi Kenduri Udan Dawet.

Ia menjelaskan tradisi Kenduri Udan Dawet telah berjalan ratusan tahun. Dimulai ketika masyarakat Desa Banyuanyar memohon hujan agar diberikan keberkahan dan kesuburan di desanya.

“Semoga kelestarian budaya ini dapat terus terjaga. Kami bersyukur, saat ini siswa sekolah juga hadir, bahkan mulai dari kelas I. Artinya, ketika menjaga tradisi diikuti oleh generasi yang akan datang, pada akhirnya mereka akan meneruskan,” kata dia.

Seusai sambutan bupati, acara dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh desa. Kemudian, dilanjutkan dengan tradisi udan dawet yaitu melemparkan dawet ke Sendang Mande Rejo yang dipimpin Bupati Said.

Baca juga: TELEKOMUNIKASI BOYOLALI : Satpol PP Segel Menara Tak Berizin di Ampel

Kemudian dilanjutkan makan bersama tradisi Kenduri Udan Dawet yang telah didoakan sekaligus meminum dawet. Beberapa warga yang tidak mengikuti kirab menunggu di atas sendang untuk menanti gunungan dawet dan mengambil dawet gratis.

Kepala Desa (Kades) Banyuanyar, Komarudin, mengatakan tradisi Udan Dawet untuk meminta hujan ini tetap dilaksanakan walau telah memasuki musim penghujan.

“Walau di tahun ini sebelum udan dawet sudah Allah berikan hujan, kami tetap melaksanakan. Jadi setelah tradisi udan dawet dilaksanakan, semoga diberikan lagi hujan yang membawa manfaat bagi warga Banyuanyar dalam arti kesuburan, perekonomian, dan lain sebagainya semakin bagus,” kata dia seusai acara.

Selama tahun-tahun pandemi, Komarudin mengatakan tradisi udan dawet tetap dilaksanakan sebatas kenduri.

Baca juga: Makan dengan Alas Daun Jati, Tradisi Idul Adha dari Kebumen

Lebih lanjut, ia mengatakan filosofi dawet dalam Kenduri Udan Dawet berarti wujud dari Bhineka Tunggal Ika.

Komarudin mengatakan isi dari dawet terdiri dari santan, cendol, dan rasa gula jawa. Hal tersebut perwujudan saling menghormati dan toleransi keberagaman budaya dan agama di Banyuanyar. “Kami kawal terus perbedaan dalam keharmonisan,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya