SOLOPOS.COM - Ilustrasi BRI Syariah. (Solopos.com-Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA -- Saham PT Bank BRI Syariah Tbk. melonjak 63,16 persen dalam sepekan terakhir, 12 Oktober hingga 15 Oktober 2020, seiring rencana merger dengan bank syariah milik BUMN lain.

Bank berkode saham BRIS itu memang rencananya akan digabung alias merger dengan Bank Syariah Mandiri (BSM) dan BNI Syariah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan saham BRIS menguat empat sesi dan terkoreksi satu sesi sepanjang pekan ini. Saham BRIS melonjak dari 855 menjadi 1.395 sepanjang pekan ini.

5.962 UMKM Karanganyar Daftar Bantuan Sosial Tahap 6, Tahap 7 Dibuka Pada Tanggal Ini

Sebagaimana diketahui, induk dari BRIS, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., telah meneken conditional merger agreement (CMA) dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. terkait merger tiga bank syariah BRI Syariah, BSM, dan BNI Syariah.

BRI Syariah akan menjadi entitas penerima penggabungan atau survivor entity dalam rencana tersebut.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan pemerintah sudah merencanakan dengan matang pembentukan bank umum syariah terbesar pertama di Indonesia dengan konsep merger itu. Dengan penduduk mayoritas muslim, potensi perbankan syariah di Indonesia masih sangat besar.

Terapkan Protokol Kesehatan J3K, Gojek Tuai Pujian dari Mitra dan Pelanggan

Ditarget Terealisasi 2021

"Keinginan Indonesia memiliki bank umum syariah nasional terbesar pada 2021 merupakan bagian dari upaya dan komitmen pemerintah untuk mengembangkan dan menjadikan ekonomi keuangan syariah sebagai pilar baru kekuatan ekonomi nasional,” jelasnya, Selasa (13/10/2020), seperti dikutip Bisnis.com.

Sentimen merger bank syariah langsung berdampak terhadap pergerakan saham BRIS. Pada 13 Oktober 2020, sehari setelah pengumuman CMA, saham BRIS langsung naik 25 persen atau menyentuh level auto reject atas (ARA).

Berselang satu hari, saham BRIS hampir kembali menyentuh level ARA setelah naik 24,89 persen. Pada 15 Oktober 2020 saham BRIS anjlok 6,76 persen atau hampir menyentuh level auto reject bawah (ARB).

Unggah Kisah Bocah Aceh Dibunuh Saat Cegah Ibu Diperkosa, UAS Sebut Rangga Mati Syahid

Dengan kata lain, hanya dalam selang satu sesi, saham bank yang akan masuk rencana merger bank syariah itu bergerak dari level ARA ke level ARB. Pergerakan ugal-ugalan itu terulang pada 16 Oktober 2020.

Saham BRIS langsung anjlok pada pembukaan perdagangan karena turun menyentuh hingga menyentuh level ARB. Sejam sebelum perdagangan ditutup, saham BRIS kembali bergerak dan di injury time perdagangan berhasil melesat 6,49 persen.

Lantas siapa yang membeli saham bank yang akan masuk rencana merger bank syariah BUMN itu? Pada Jumat saham BRIS diperdagangkan sebanyak 594,46 juta lembar dengan nilai transaksi Rp763,95 miliar dan net buy asing Rp6,05 miliar. Sepanjang pekan ini, investor asing mencetak net buy saham bank syariah ini senilai Rp22,54 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya