SOLOPOS.COM - Foto Gunung Merapi yang diambil dari udara. (BPPTKG)

Solopos.com, SLEMAN -- Gunung Merapi belum menunjukkan bakal menghentikan aktivitas vulkaniknya. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut erupsi eksplosif juga masih mungkin terjadi di Gunung Merapi.

Sejak memasuki masa erupsi efusif pada 4 Januari 2021, aktivitas Merapi terhitung masih tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan terjadinya awan panas guguran sejak 7 Januari 2021. Bahkan, pada Rabu (27/1/2021) kejadian awan panas guguran mencapai 52 kali. Jarak luncur awan panas diperkirakan sejauh tiga kilometer dari puncak Merapi ke arah hulu Kali Boyong dan Krasak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Drone BPPTKG Pastikan Jarak Luncur Awan Panas Merapi Capai 3,5 Km

Ekspedisi Mudik 2024

BPPTKG menerbangkan drone untuk mengambil foto udara di alur Kali Boyong. Itu untuk memastikan jarak luncur awan panas tersebut.

"Hasil foto udara menunjukkan jarak luncur awan panas pada 27 Januari 2021 mencapai 3,5 km untuk jarak miring atau 3,2 km jika dihitung jarak horizontal," ujar Hanik pada Jumat (29/1/2021).

Foto Gunung Merapi yang diambil dari udara. (BPPTKG)

Lebih lanjut, jarak luncur awan panas guguran masih dalam rekomendasi jarak bahaya yang telah ditetapkan. Yaitu pada jarak maksimum 5 km dari puncak Gunung Merapi.

Baca Juga: Sopir Ngantuk Tabrak Warung Makan Di Sukoharjo Sampai Begini Bentuknya

Hanik juga menyebutkan awan panas masih berpotensi terjadi. Daerah yang berpotensi bahaya awan panas guguran dan guguran lava adalah alur Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, dan Kali Putih sejauh maksimal 5 km.

"Erupsi eksplosif juga masih mungkin terjadi di Gunung Merapi. Potensi bahaya erupsi eksplosif ini berupa lontaran material vulkanik dalam radius 3 km dari puncak," sambung Hanik.

Foto Gunung Merapi yang diambil dari udara. (BPPTKG)

Jauhi Daerah Rawan

Hanik mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya tersebut. Ini mengingat awan panas guguran dan lahar hujan dapat terjadi sewaktu-waktu.

Baca Juga: Enaknya Belanja di Pasar Sambirejo Madiun, Pengunjung Bisa Sekalian Baca Buku

“BPPTKG terus melakukan pemantauan aktivitas Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera kami tinjau kembali,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya