SOLOPOS.COM - Kubah lava sisi barat daya Gunung Merapi terlihat dari Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (9/1/2022). (Antara/Hendra Nurdiyansyah)

Solopos.com, BOYOLALI — Gunung Merapi berstatus Siaga level III sejak 5 November 2020 dan memasuki masa erupsi efusif sejak 4 Januari 2021. Oleh karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali memantau secara rutin Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi di wilayah Boyolali.

KRB III Gunung Merapi tersebut antara lain Desa Jrakah, Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Selo, Boyolali. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo, saat ditemui Solopos.com di Boyolali, Kamis (13/1/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Merapi sejak 5 November 2020 memang siaga level III. Kemudian juga erupsi efusif, ndledek kalau bahasa Jawanya. Untuk tindakan kami ya meningkatkan kesiapsiagaan 24 jam di kantor, kemudian pantauan kami buka jalur-jalur komunikasi dengan relawan tim jaga desa,” ungkap Kurniawan Fajar.

Baca juga: Merapi Masuki Erupsi Efusif, Masyarakat Diminta Aktifkan Ronda Malam

Selain melakukan kesiapsiagaan 24 jam di kantor dan membuka jalur komunikasi dengan tim jaga desa, BPBD Boyolali rutin berpatroli ke wilayah yang masuk KRB III serta menyiapkan logistik jika sewaktu-waktu terjadi erupsi.

“Kami berpatroli tiap dua hari sekali di kawasan rawan bencana III, kemudian kami siapkan logistik dan kami siapkan tempat-tempat pengungsian,” katanya.

Pembersihan Jalur Evakuasi

Kurniawan Fajar juga mengatakan tim BPBD Boyolali juga telah melaksanakan pembersihan jalur evakuasi yang rusak. “Pada akhir Desember, masyarakat Desa Tlogolele, Jrakah dan Klakah telah melakukan pembersihan jalur evakuasi yang selama ini rusak karena air dalam got meluap ke jalan raya. Hal tersebut ternyata merusak jalan, sehingga kami bersihkan, kami bantu,” kata Kurniawan.

Baca juga: 2 Kubah Lava Terus Tumbuh, Gunung Merapi Masuki Masa Erupsi Efusif

Lebih lanjut, Kurniawan menjelaskan kini daya jelajah luncuran awan panas Merapi mencapai 2,5 kilometer (km) dan mengarah ke barat daya. Walau arah luncuran tidak mengarah ke Kabupaten Boyolali, ia mengatakan Boyolali bukannya aman tapi tetap waspada.

“Kemampuan daya jelajah luncuran sampai 2.5 km ya arah barat daya. Kalau Boyolali, kemarin kami konsultasi ke Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi [BPPTKG], Boyolali hanya kebagian misal jalur awan panas mbludak. Sepanjang arah erupsinya ke arah barat daya, tidak berarti Boyolali aman tapi kita waspada,” ungkap Kurniawan Fajar.

Dia mengingatkan masyarakat untuk tidak terlena dengan situasi yang memprediksi luncuran awan panas tidak mengarah ke Boyolali. Ia kembali menegaskan jika jalur barat daya penuh, material Gunung Merapi dapat melompat ke Boyolali.

Baca juga: Boyolali Siaga Darurat Wilayah Potensi Bencana Merapi

“Saya mengingatkan masyarakat untuk tidak terlena dengan situasi ini, karena di sebelah barat daya tiap hari dapat kiriman lava pijar hingga 2,5 km. Kalau overload di jalurnya nanti melompatnya ke Boyolali. Jadi jangan sampai lalai, maka ronda malam yang diinisiatif warga terus kami dorong,” kata Kurniawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya