SOLOPOS.COM - Kemeriahan Grebeg Kutowinangun Kidul, Tingkir, Salatiga yang dihadiri ribuan orang. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA – Grebeg Kutowinangun Kidul, Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah kembali digelar setelah beberapa waktu lalu sempat vakum. Grebeg ini merupakan bentuk peringatan terhadap sejarah di kelurahan tersebut. Masyarakat mempercayai daerah itu menjadi jalur gerilya Pangeran Diponegoro saat berjuang melawan penjajah.

Acara yang digelar Minggu (23/10/2022) itu dimeriahkan ribuan warga yang tumpah ruah di Kutowinangun Kidul. Mereka datang untuk melihat kirab budaya dalam Grebeg Kutowinangun Kidul.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lurah Kutowinangun Kidul, Titin Eka Novia mengatakan bahwa kirab ini memiliki sejarah dan di peringati setiap bulan maulid.

“Dahulunya memang ini merupakan tradisi nenek moyang kita, dahulu itu memang ada tradisi bahwa kita itu ada pekan sudiran dan juga tradisi grebeg setiap bulan maulid,” kata Titin kepada wartawan, Minggu (23/10/2022).

Tradisi yang sudah lama hilang ini dibangkitkan lagi untuk melestarikan budaya yang ada di Kutowinangun Kidul. Di sana terdapat jalur-jalur sejarah yang dulu merupakan jalur perjuangan Pangeran Diponegoro yang diyakini oleh masyarakat Kutowinangun Kidul.

“Dari sepanjang kali Banteng itu konon masyarakat meyakini itu adalah jalur gerilyanya Pangeran Diponegoro,” ungkapnya.

Baca juga : Tidak Hanya Bali, Salatiga Juga Punya Perajin Ogoh-Ogoh

Budaya ini juga untuk mengedukasi anak-anak khususnya di Kota Salatiga agar lebih mengenal Johar Manik. “Untuk itu supaya anak cucu kita mengingat sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro dan juga panglimanya walaupun namanya disamarkan menjadi Johar Manik, itu kita perlu edukasi anak-anak supaya timbul nasionalisme terhadap kepahlawanan Pangeran Diponegoro,” paparnya.

Lewat penampilan teaterikal sejarah, masyarakat agar dapat mengingat kembali sejarah dari Pangeran Diponegoro.
Selain itu, ada belasan gunungan yang ditampilkan dalam Grebeg Kutowinangun Kidul.

“Ada 13 gunungan, dua persembahan gunungan dari Pj Wali Kota dan DPRD Kota Salatiga dan juga dari berbagai persembahan gunungan dari masyarakat sesuai dengan potensinya,” katanya.

Baca juga : Kronologi Kecelakaan Maut di Salib Putih Salatiga yang Renggut Nyawa Supeltas

Dikatakannya, sejak dahulu memang masyarakat Kutowinangun Kidul memberi sedekah kepada pemerintah. “Hal ini juga menjadi bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, semua potensi UMKM disedekahkan untuk bersama-sama dan dinikmati oleh masyarakat,” ujarnya.

Acara yang berlangsung Minggu pagi sampai siang itu berjalan sangat menarik. Berbagai kesenian di tampilkan warga Kutowinangun Kidul. Selain itu ada juga penampilan kesenian Tionghoa, yang merupakan bentuk kerukunan antar suku yang ada di Kutowinangun Kidul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya