Menyentuh Istri Setelah Wudu Bikin Batal? Ini Hukumnya Menurut NU

Solopos.com, SOLO — Banyak yang beranggapan menyentuh istri setelah wudu hukumnya sah-sah saja dan tidak bikin batal, benarkah demikian?

Wudu merupakan salah satu bentuk umat muslim untuk bersuci. Dalam Islam, wudu digunakan sebagai syarat beberapa ibadah, termasuk salat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ada beberapa hal yang bisa membatalkan wudu. Beberapa di antaranya, keluara sesuatu dari kemaluan, menyentuh kemaluan, tidur, kentut, hingga muntah.

Lalu, bagaimana dengan hukum menyentuh istri setelah wudu, apakah juga bisa bikin batal?

Nahdlatul Ulama dalam situs resminya, NU online, persoalan ini sejak dahulu banyak yang berbeda pendapat. Pendapat yang populer di kalangan umat Islam di Indonesia adalah menyentuh istri bisa bikin batal wudu jika tanpa penutup, kecuali rambut, gigi, dan kuku.

Pendapat lain juga menyebutkan menyentuh istri setelah wudu tidak membatalakan wudunya, baik diiringi syahwat atau pun tidak. Ketentuan ini banyak dianut oleh ulama dari mazhab Hanafi.

Sementara itu, menurut Imam Malik, hukum menyentuh istri setelah wudu tidak batal, dengan catatan tidak diirngi dengan syahwat. Lalu, mana yang benar?

NU mengatakan karena mayoritas umat muslim Indonesia penganut mazhab Syafi’i, hukum menyentuh istri setelah wudu tanpa penutup bisa membatalkan wudunya.

“Tidaklah wajib berwudu karena mencium istri atau menyentuhnya baik dengan syahwat atau tidak misalnya. Ini adalah pendapat Sayyidina Ali Ra dan Ibnu Abbas Ra. Menurut Imam Syafi’i, wajib wudu. Ini adalah pendapat Sayyidina Umar Ra dan Ibnu Mas’ud. Persoalan ini dasarnya adalah persoalan yang diperselisihkan pada masa awal sehingga dikatakan sebaiknya bagi orang yang menjadi imam bagi orang lain untuk berhati-hati dalam masalah ini. Sedang menurut Imam Malik, wajib wudu jika diiringi syahwat, lain halnya jika tanpa syahwat,” keterangan Syamsuddin As-Sarakhsi dalam kitab Al-Mabsuth.