SOLOPOS.COM - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga. (Tangkapan Layar)

Solopos.com, SOLO – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menyebut peringatan Hari Ibu berbeda dengan Mother’s Day. Karena ada sejarah perjuangan perempuan di balik Hari Ibu.

“Hari Ibu adalah sejarah panjang perjuangan perempuan Indonesia dari masa ke masa dalam menyuarakan hak-haknya untuk dapat perlindungan dan kesetaraan,” kata Menteri PPPA Bintang Puspayoga saat menjadi nara sumber Focus Group Discussion (FGD) virtual yang diselenggarakan Solopos, Selasa (22/12/2020) melalui chanel Youtube, Solopos TV.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

FGD Hari Ibu dipandu moderator Direktur Bisnis Solopos Group, Suwarmin dengan dukungan sejumlah pihak sebagai sponsor. Yakni XL Axiata, Epson, Frisian Flag, dan Alfamart, serta ada Sisternet (XL Axiata) dan Satgas Covid-19.

FGD Hari Ibu Solopos: Kesehatan Jiwa dan Keluarga Saat Pandemi

Perjuangan perempuan bahkan sebelum kemerdekaan, perempuan sudah sangat berperan di sejumlah daerah. Seperti Cut Nyak Dhien (Aceh), Nyi Ageng Serang dan RA Kartini (Jateng), serta Martha Christina Tiahahu (Maluku).

“Perjuangan mereka diteruskan dengan munculnya berbagai organisasi perempuan yang berpuncak pada Kongres Perempuan pertama pada 22 Desember 1928. Ini yang kemudian menjadi dasar peringatan Hari Ibu. Sebagai bentuk penghargaan dan mengenang perjuangan para perempuan Indonesia,” jelas Menteri PPPA Bintang Puspayoga.

Melalui tayangan video, Menteri PPPA Bintang Puspayoga menyebut peran perempuan bukan hanya sebagai pendukung. Saat ini perempuan Indonesia aktif terlibat di belakang, tengah, bahkan garda terdepan untuk terus berjuang hingga saat ini.

“Tenaga, pikiran, darah, nyawa, tidak ada kata lelah para perempuan terus berkorban. Tidak hanya untuk diri sendiri, namun untuk keluarga, lingkungan, masyarakat bahkan untuk bangsa dan negara,” ujar Menteri PPPA.

Kekuatan Perempuan

Peringatan Hari Ibu ke-92 saat ini ada yang berbeda tidak lagi berjuang melawan penjajah namun berjuang menghadapi pandemi Covid-19. Kondisi ini membuat perempuan pada posisi paling rentan.

Selama pandemi, Menteri PPPA menyebut perempuan berperan ganda urusan domestik, rentan diskriminasi, rentan kekerasan. Bahkan mungkin menjadi tulang punggung keluarga untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

“Meski begitu saya yakin tidak ada halangan apapun yang dapat mematahkan kekuatan perempuan untuk berjuang membangun kekuatan. Apalagi jika mendapat dukungan akomodatif dan sportif,” jelasnya.

Masih Uji Coba, Sepeda Boleh Lewat Flyover Purwosari Solo?

Untuk itu bagi seluruh pilar-pilar pembangunan, Menteri PPPA meminta untuk mendukung dan mendorong para perempuan agar semakin berdaya. “Pemerintah pusat, daerah, dunia usaha, dan media mendukung agar perempuan terlibat aktif dalam pengambilan keputusan. Juga merasakan manfaat pembangunan yang setara,” ujarnya.

Di akhir video, Menteri PPPA mengajak seluruh pejuang perempuan tua muda, pekerja atau ibu rumah tangga untuk menghormati para pejuang perempuan. “Mari kita bersama meneruskan perjuangan para pahlawan perempuan Indonesia untuk mewujudkan Perempuan Berdaya, Indonesia Maju,” kata Menteri PPPA Bintang Puspayoga.

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya