SOLOPOS.COM - Anto (kanan) melayani konsumen di toko kelontongnya di Josutan, Kaliancar, Selogiri, Wonogiri, Selasa (1/12/2020). Pemilik usaha ritel itu mengaku mudah mengurus izin di Wonogiri. (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, JAKARTA — Pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di sejumlah wilayah berimbas ramainya sektor ritel dan rekreasi.

Keramaian terjadi di mana-mana. Hal itu diakui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Peningkatan mobilitas terutama terjadi di aktivitas ritel dan recreation parks,” kata Luhut dalam konferensi pers daring yang dipantau Antara dari Jakarta, Senin (27/9/2021).

Peningkatan Mobilitas

Menurut Luhut, peningkatan mobilitas terjadi kendati pemerintah telah melakukan sejumlah langkah di tengah pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM.

“Ini mobilitas menunjukkan peningkatan walaupun sudah diambil langkah-langkah segala macam, mulai dari genap ganjil dan sebagainya, tetap saja masih angka itu naik. Ini jadi perhatian kita semua,” ujarnya.

Per 27 September 2021 pukul 12.00 WIB, kasus baru Covid-19 di Indonesia bertambah 1.390 kasus, lebih rendah dibandingkan Minggu (26/9/2021) yang tercatat 1.760 kasus.

Kasus Sembuh Naik

Kasus sembuh naik 3.771 kasus sementara kasus meninggal bertambah 118 kasus.
Adapun kasus aktif sendiri sekarang berada pada posisi 40.270 kasus.

Baca Juga: PPKM Makin Longgar, Jangan Buru-Buru “Balas Dendam” Berwisata! 

Demikian pula kasus konfirmasi di Jawa-Bali juga tercatat turun 98 persen dari puncaknya pada 15 Juli 2021.

Kasus aktif di Jawa-Bali juga turun 96 persen dari puncaknya pada 24 Juli 2021.

Luhut mengungkapkan tingkat reproduksi efektif (Rt) di wilayah Jawa-Bali juga terus menurun.

Terus Menurun

Tingkat reproduksi efektif di Jawa tercatat 0,95 sementara Bali masih di titik 1,01.

Lebih lanjut, Luhut mengungkapkan positivity rate Indonesia yang sudah di bawah 2 persen.

Positivity rate adalah perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan.

Positivity rate dihitung berdasarkan jumlah kasus positif dibagi dengan jumlah orang yang menjalani tes.

Kombinasi

Positivity rate sudah di bawah 2 persen, malah sudah 1 persen. Ini dalam 7 hari terakhir, itu angka juga membaik. Jadi kalau ada orang berkomentar yang di-testing itu cuma 30 ribu, sekarang yang di-testing itu rata-rata170 ribuan. Saya ulangi, 170 ribuan per hari. Angka itu cukup oke walaupun kami target sebenarnya masih lebih dari itu,” katanya.

Luhut meyakini, penanganan Covid-19 di Tanah Air dengan mengombinasikan pengetesan, penggunaan aplikasi PeduliLindungi, vaksinasi serta protokol kesehatan akan jadi langkah yang akan terus dimasifkan pemerintah.

Baca Juga: Alhamdulillah…Tak Ada Lagi PPKM Level 4 di Jawa dan Bali 

“Jadi kombinasi testing dengan PeduliLindungi, vaksin, jaga jarak, saya kira itu alat kita untuk menghindari kalau ada gelombang atau serangan berikutnya,” imbuhnya.

Luhut juga memastikan pelacakan (tracing) juga terus meningkat.

Khususnya di wilayah Jawa-Bali, saat ini tersisa 26 persen wilayah dengan tingkat tracing terbatas atau pelacakan kurang dari 5 kontak erat per konfirmasi.

“Minggu lalu kita 11,2 kalau saya tidak keliru, sekarang sudah 11,9 kontak erat per kasus. Jadi bertambah. Saya pikir teman-teman Polri, TNI, juga Dinkes, mereka sudah kerja bahu membahu. Kuncinya sebenarnya pengecekan time to time, dan pemeriksaan detail ke bawah. Jadi tidak bisa seperti fire and forget. Kami harus turun lihat ke bawah pelaksanaannya,” pungkas Luhut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya