SOLOPOS.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif (ketiga dari kiri) didampingi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (ketiga dari kanan) meninjau proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di kompleks Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosongo, Jebres, Solo, Selasa (25/1/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengunjungi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo di Mojosongo, Solo, untuk melihat langsung progres pembangunan PLTSa yang tengah dibangun, Selasa (25/1/2022).

Dalam kunjungan itu, Arifin memberikan apresiasi atas pembangunan PLTSa tersebut. Teknologi yang digunakan yakni gasifikasi atau proses konversi kimia yang diklaim tidak menimbulkan asap dan tidak perlu cerobong asap membuat Arifin tertarik.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Di Indonesia, hanya dua yang perkembangannya terlihat. Di PLTSa Benowo dan di sini. Tapi, teknologi di sini lebih baik ya, menggunakan gasifikasi, kalau di Benowo memakai insinerator,” katanya kepada wartawan di sela kunjungan.

Baca Juga: PLTSa Putri Cempo Solo, Puluhan Kontainer Material Mulai Berdatangan

Ekspedisi Mudik 2024

PLTSa Putri Cempo Solo merupakan program pemerintah merampungkan persoalan sampah di Indonesia. Masyarakat bisa mendukung operasional PLTSa dengan mulai memilah sampah dari rumah.

Dengan PLTSa, proses pemisahan sampah yang bisa diolah maupun sebaliknya, menjadi semakin mudah. Arifin menargetkan PLTSa Putri Cempo mulai beroperasi sebagian pada April dan beroperasi seluruhnya pada Desember.

Kendala

Namun ia mengakui sejumlah kendala yang menghambat perkembangan pembangunan PLTSa. Di antaranya, kondisi Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan keterlambatan pekerjaan.

Baca Juga: Waduh! Gunungan Sampah TPA Putri Cempo Solo Terancam Ambruk ke Sungai

Kemudian, terjadi keterlambatan pengiriman mesin utama PLTSa Putri Cempo, Solo, dari India karena kongesti/penumpukan kontainer di Port Klang, Malaysia. Pengiriman mesin utama ukuran besar dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang memakan waktu yang cukup lama.

Lalu, diperlukan waktu tambahan untuk menyiapkan lahan Bio-Drying karena kendala sungai di lahan TPA Putri Cempo. Pengangkutan alat berat saja butuh waktu tiga bulan, padahal jaraknya dekat.

“Dorongan utama harus dari daerah karena mereka yang paling merasakan dampak dari lingkungan dan kesehatan masyarakat. Targetnya 12 PLTSa yang dibangun pemerintah bisa beroperasi secepatnya,” ucap Arifin.

Baca Juga: Kontainer PLTSa Berdatangan, Gapura TPA Putri Cempo Solo Dibongkar

Ke-12 PLTSa itu berlokasi Jakarta, Kota Tangerang, Tangerang Selatan, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Solo, Kota Surabaya, Kota Makassar. Kemudian Kota Denpasar, Kota Palembang dan Kota Manado.

Memilah Sampah dari Rumah

Surabaya menjadi kota pertama yang mengoperasikan pembangkit listrik berbasis biomassa tersebut. Direktur PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) selaku investor PLTSa Putri Cempo, Elan Syuherlan, menyampaikan saat ini perkembangan pembangunan mencapai 67%.

Kedua unit mesin itu menghasilkan listrik sebesar 2 MW. “Secara bertahap sampai Desember, seluruhnya 8 unit, 8 MW, Insya Allah bisa kami selesaikan,” jelasnya.

Baca Juga: April 2022, PLTSa Putri Cempo Solo Beroperasi

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan seluruh camat dan lurah sudah ia minta untuk mulai program memilah sampah dari rumah yang diinisiasi Kecamatan Banjarsari.

“Ke depan sampah plastik dan organik sudah dipisah semua. Gunungan sampah di TPA Putri Cempo sudah tinggi, dalam 10 tahun nanti akan habis, dan kami akan kekurangan sampah soalnya mesin rakus banget. Nanti kami kerja sama dengan kabupaten sekitar,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya